//
you're reading...
Uncategorized

HAKIKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

oleh : Imam Mustaqim,S.P.d.I.,M.Pd

Istilah belajar sebenamya telah lama dan banyak dikenal. Bahkan pada erasekarang ini, hampir semua orang mengenal istilah belajar. Namun apa sebenamya belajar itu, rasanya masing-masing orang mempunyai tangkapan yang tidak sama. Sejak manusia ada, sebenamya ia telah melaksanan aktivitas belajar. Oleh sebab itu, kiranyatidak berlebihan jika dikatakan bahwa aktivitas itu telah ada sejak adanya manusia.Mengapa manusia melaksanakan aktivitas belajar ? Jawabannya adalah karena belajar itu salah satu kebutuhan manusia. Bahkan ada ahli yang mengatakan bahwa manusiaadalah makhluk belajar. Oleh karena manusia adalah makhluk belajar, maka sebenamyadi dalam dirinya terdapat potensi untuk diajar.Pada masa sekarang ini, belajar menjadi sesuatu yang tak dapat terpisahkan darikehidupan manusia. Hampir di sepanjang waktunya, manusia banyak melaksanakan³ritual-ritual´ belajar. Apa sebenamya belajar itu, banyak ahli yang memberikan batasan. Belajar mempunyai sejumlah ciri yang tak dapat dibedakan dengan kegiatan-kegiatan lain yang bukan belajar. Oleh karena itu, tidak semua kegiatan yang meskipunmirip belajar dapat disebut dengan belajar.Dalam proses pengajaran, unsur proses belajar memegang peranan yang penting/ vital. Mengajar adalah proses membimbing kegiatan belajar, dan kegiatan mengajar hanya bermaksan bila terjadi kegiatan belajar siswa. Oleh karena itu, adalah pentingsekali bagi setiap guru memahami sebaik-baiknya tentang proses belajar siswa, agar iadapat memberikan bimbingan dan menyediakan lingkungan belajar yang tepat danserasi bagi siswa.

Pengertian belajar yang dipergunakan sehari – hari.

Dalam pengertian yang umum atau populer, belajar adalah mengurupulkansejumlah pengetahuan. Pengetahuan tersebut diperoleh dari seseorang yang lebih tahuatau yang sekarang ini dikenal dengan guru. Dalam belajar, pengetahuan tersebutdikumpulkan sedikit demi sedikit hingga akhirnya menjadi banyak. Orang yang banyak  pengetahuannya diidentifikasi sebagai orang yang banyak belajar, sementara orang yang sedikit pengetahuannya diidentifikasi sebagai orang yang sedikit belajar, dan orangyang tidak berpengetahuan dipandang sebagai orang yang tidak belajar.Belajar dalam pengertian mengurupulkan sejumlah pengetahuan demikian,tampaknya masih diikuti juga sampai sekarang. Orang baru dikatakan belajar manakalasedang membaca bacaan, membaca sejumlah tugas mata kuliah atau mata pelajaran,membaca buku pelajaran. Seorang murid yang sedang mengerjakan tugas-tugasmatematika biasa disebut sedang belajar. Orang yang sedang menimba pengetahuan pada bangku sekolah lazim juga dikenal sebagai pelajar. Bahkan orang yang banyak menguasai ilmu pengetahuan lazim dikenal dengan kaum terpelajar. Singkat perkataan, belajar dalam pengertian umum atua populer adalah suatu upaya yang dimaksudkanuntuk menguasai sejumlah pengetahuan.Pengetahuan belajar demikian, secara konseptual tampakanya sudah mulaiditinggalkan orang, meskipun secara praktikal masih banyak yang menganut. Ini karena berkembang pesatnya teknologi informasi seperti sekarang ini. Guru tidak lagidipandang sebagai satu-satunya sumber informasi yang dapat memberikan informasiapa saja kepada para pembelajar. Hampir semua ahli telah mencoba merumuskan danmembuat tafsirannya tentang ³belajar´. Sering kai pula perumusan dan tafsiran itu berbeda satu sama lain. Dalam uraian ini kita akan berkenalan dengan beberapa perumusan saja, guna melengkapi dna memperluas pandangan kita tentang mengajar.Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakukan melalui pengalaman.(leaming is defined as the modifkation or strengthening of behavior throughexperincing). Menurut pengertian ini, belajar adalah merupakan suatu proses, suatukegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapilebih luas daripada itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasillatihan, melainkan perubahan kelakuan. Pengertian ini sangat berbeda dengan pengertian lain tentang belajar, yang mengatakan bahwa belajar adalah memperoleh pengetahuan, belajar adalah latihan-latihan pembentukan kebiasaan secara otomatis, danseterusnya.Sejalan dengan perumusan diatas, ada pula tafsisan lain tentang belajar, yangmenyatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melaluiinteraksi dengan lingkungan. Dibandingkan dengan pengertian pertama, maka jelas,tujuan belajar itu prinsipnya sama, yakni perubahan tingkah laku, hanya berbeda cara atau usaha pencapaiannya. Pengeritan ini menitik beratkan pada interaksi antaraindividu dengan lingkungan. Di dalam interaksi inilah terjadi serangkaian pengalaman belajar. William Burton mengemukakan bahwa : A good leaming situation consist of arkh and baried series of leaming experiences unified around a vigorous purpose, andcarried on in interaction with a rkh, varried and provocative environment.Dari pengertian-pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa :a. Situasi belajar harus bertujuan dan tujuan-tujuan itu diterima baik oleh masyarakat.Tujuan merupakan salah satu aspek dari belajar. b. Tujuan dan maksud belajar timbul dari kehidupan anak sendiri.c. Di dalam mencapai tujuan itu, siswa senantiasa akan menemui kesulitan, rintangan-rintangan dan situasi-situasi yang tidak menyenangkan.d. Hasil belajar yang utama adalah pola tingkah laku yang bulat.e. Proses belajar terutama mengerjakan hal-hal yang sebenamya. Belajar apa yangdiperbuat dan mengerjakan apa yang dipelajari.f. Kegiatan-kegiatan dan hasil-hasil belar dipersatukan dan dihubungkan dengan tujuandalam situasi belajar.g. Siswa memberikan reaksi secara keseluruhan.h. Siswa mereaksi sesuatu aspek dari lingkungan yang bermakna baginya.i. Siswa diarahkan dan dibantu oleh orang-orang yang berada dalam lingkungan itu. j. Siswa diarahkan ke tujuan-tujuan lain, baik yang berkaitan maupun yang tidak  berkaitan dengan tujuan utama dalam situasi belajar.Teori belajar selalu bertolak dari sudut pandangan psikologi belajar tertentu.Dengan berkembangnya psikologi dalam pendidikan, maka berbarengan dengan itu bermunculan pula berbagai teori tentang belajar. Justru dapat dikatakan, bahwa dengantumbuhnya pengetahuan tentang belajar, maka psikologi dalam pendidikan menjadi berkembang secara pesat. Di dalam masa perkembangan psikologi pendidikan di jamanmutakhir ini muncullah secara beruntun aliran psikologi pendidikan masing-masing yaitu : Psikologi behavioristik – Psikologi kognitif – Psikologi humanistik Ketiga aliran psikologi pendidikan di atas tumbuh dan berkembang secara beruntun, dari periode ke periode berikutnya. Dalam setiap periode perkembanganaliran psikologi tersebut bermunculan teori-teori tentang belajar. Bertolak darikenyataan itu, maka berbagai teori belajar yang ada dapat dikelompokkan menjadi tigakelompok teori belajar, masing-masing yaitu :- Teori-teori belajar dari psikologi behavioristik.- Teori-teori belajar dari psikologi kognitif – Teori-teori belajar dari psikologi humanistik.Para penulis buku psikologi belajar, umumnya mendefinisikan belajar sbagaisuatu perubahan tingkah laku dalam diri seseorang yang relatif menetap sebagai hasildari sebuah pengalaman. Selain itu, ahli-ahli psikologi mempunyai pandangan yang berada mengenai apa belajar itu.Dalam pandangan psikologis, setidak-tidaknya ada empat pandangan mengenai belajar. Pertama, pandangan yang berasal dari aliran psikologi behavioristik. Menurut pandangan ini, belajar dilaksanakan dengan kontrol instrumental dari lingkungan. Gurumengkondisikan sedemikian sehingga pembelajar atau siswa mau belajar. Mengajar dengan demikian dilaksanakan dengan kondisioning, pembiasaan, peniruan. Hadian danhukuman sering ditawarkan dalam mengajar dan belajar demikian. Kedaulatan gurudalam belajar demikian relatif tinggi, sementara kedaulatan siswa sebalikya, relatif rendah. Kedua, pandangan yang berasal dari psikologi humanistik. Pandanganhumanistik ini merupakan anti tesa pandangan behavioristik. Dalam pandangandemikian, belajar dapat dilakukan sendiri oleh siswa. Dalam belajar demikian siswasenantiasa menemukan sendiri mengenai sesuatu tanpa banyak campur tangan dari guru.Peranan guru dalam mengajar dan belajar demikian relatif rendah, sementara kedaulatanguru relatif rendah.Ketiga, pandangan yang berasal dari psikologi kognitif. Pandangan inimerupakan konvergensi dari pandangan behavioristik dan humanistik. Menurut pandangan demikian belajar merupakan perpaduan dari usaha pribadi dengan kontrolinstrumental yang berasal dari lingkungan. Oleh karena itu, metode belajar yang cocok dalam pandangan ini adalah eksperimentasi.

Pengertian belajar menurut psikologi behavioristik 

Behaviorisme adalah suatu studi tentang kelakuan manusia. Timbulnya aliran inidisebabkan rasa tidak puas terhadap teori psikologi daya dan teori mental state.Sebabnya ialah karena aliran-aliran terdahulu hanya menekankan pada segi kesadaransaja.Berkat pandangan dalam psikologi dan naturalisme science maka timbullahaliran baru ini. Jiwa atau sensasi atau image tak dapat diterangkan melalui jiwa itusendiri karena sesungguhnya jiwa itu adalah respons-respons psikologis. Aliran lamamemandang badan adalah sekunder, padahal sebenamya justru menjadi titik pangkal bertolak. Natural science melihat semua realita sebagai gerakan-gerakan (movemant),dan pandangan ini mempengaruji timbulnya behaviorisme. Metode instrospeksisesungguhnya tidak tepat, sebab menimbulkan pandangan yang berbeda-beda terhadapobjek luar. Karena itu harus dkarai metode yang objektif dan ilmiah. Dari eksperimenmenunjukkan bahwa tikus dapat membedakan antara wama hijau dan wama merah dandapat pula dilatih. Jadi kesadaran itu tiada gunanya.Dalam behaviorisme, masalah matter (zat) menempati kedudukan yang utama.Dengan tingkah laku segala sesuatu tentang jiwa dapat diterangkan. Behaviorisme dapatmenjelaskan segala kelakuan manusia secara seksama dan menyediakan perogram pendidikan yang efektif. Dari uraian tersebut, ternyata konsepsi behaviorisme besar  pengaruhnya terhadap masalah belajar. Belajar ditafsirkan sebagai latihan-latihan pembentukan hubungan antara stimulus dan respons.Dengan memberikan rangsangan (stimulus), maka anak akan mereaksi denganrespons. Hubungan situmulus – respons ini akan menimbulkan kebiasaan-kebiasaanotomatis pada belajar, jadi pada dasamya kelakuan anak adalah terdiri atas respons-respons tertentu terhadap stimulus-stimulus tertentu. Dengan latihan-latihan pembentukan maka hubungan-hubungan itu akan semakin menjadi kuat. Inilah yangdisebut S-R Bond Theory. Beberapa teori belajar dari psikologi behavioristik dikemukakakn oleh para psikolog behavioristik. Mereka ini sering disebut Contemporary Behaviorists´ atau jg disebut S-R Psychologists´. Mereka berpendapat bahwa tingkah laku manusia itu dikendalikan oleh ganjaran (reward) atau penguatan(reinforcement) dari lingkungan. Dengan demikian, dalam tingkah laku belajar terdapat jalinan yang erat antara reaksi-rekasi behavioral dengan stimulasinya.

Guru-guru yang menganut pandangan ini berpendapat bahwa tingkah laku murid-muridmerupakan reaksi-reaksi terhadap lingkungan mereka pada masa lalu dan masasekarang, dan bahwa segenap tingkah laku adalah merupakan hasil belajar. Kita dapatmenganalisis kejadian tingkah laku dengan jalan mempelajari latar belakang penguatan(reinforcement) terhadap tingkah laku tersebut.Teori-teori yang mengawali perkembangan psikologi behavioristik Sebagaimana disebutkan diatas, bahwa belajar menurut psikologi behavioristik adalahsuatu kontrol instrumental yang berasal dari lingkungan. Belajar tidaknya seseorang bergantung kepada faktor-faktor kondisional yang diberikan oleh lingkungan. Olehkarena itu, teori ini juga dikenal dengan teori conditioning. Tokoh-tokoh psikologi behavioristik mengenai belajar ini antara lain adalah : Pavlov, Watson, Gutrie danSkinner. Psikologi aliran behavioristik mulai mengalami perkembangan dengan lahimyateori-teori tentang belajar yang dipelopori oleh Thondike, Pavlov, Wabon, danGhuyhrie. Mereka masing-masing telah mengadakan penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang berharga mengenai hal belajar. Pada mulanya pendidikandan pengajaran di Amerika serikat di dominasi oleh pengaruh Thondike (1874-1949).Teori belajar Thondike disebut connectionism´, karena belajar merupakan proses pembentukan koneksi-koneksi antara stimulus dan respons. Teori ini sering disebut³trial dan error leaming´ individu yang belajar melakukan kegiatan melalui proses ³trialand error´ dalam rangka memilih respon yang tepat bagi stimulus tertentu. Thondikemendasarkan teorinya atas hasil-hasil penelitiannya terhadap tingkah laku berbagai binatang antara lain kucing, tingkah laku anak-anak dan orang dewasa.Objek penelitian dihadapkan kepada situasi baru yang belum dikenal dan membiarkanobjek melakukan berbagai pada aktivitas untuk merespon situasi itu. Dalam hal itu,objek mencoba berbagai cara beraksi sehingga menemukan keberhasilan dalammembuat koneksi sesuatu rekasi dengan stimulasinya.Ciri-ciri belajar dengan ³trial and error´ yaitu :1. Ada motif pendorong aktivitas2. Ada berbagai respon terhadap situasi3. Ada eliminasi respon-respon yang gagal / salah ; dan4. Ada kemajuan rekasi-reaksi mencapai tujuan. Dari penelitiannya itu Thondikemenemukan hukum- hukum :

(1) law of readiness´, jika reaksi terhadap stimulus didukung oleh kesiapan untuk  bertindak atau bereaksi itu, maka reaksi menjadi memuaskan(2) law of exercise´, makin banyak dipraktekkan atau digunakannya hubunganstimulus respon, makin kuat hubungan itu. Praktek perlu disertai dengan ³reward´.(3) law of effect´ , bilamana terjadi hubungan antara stimulus dan respon dan dibarengidengan ³state of affairs´ yang memuaskan, maka hubungan itu menjadi lebih kuat.Bilamana hubungan dibarengi ³state of affairs´ yang mengganggu, maka kekuatanhubungan menjadi berkurang.Sementara Thondike mengadakan penelitiannya, di Rusia Ivan Pavlov (1849-1936) juga menghasilkan teori belajar yang disebut ³classkal conditioning´ atau³stimulus substitution´. Mula-mula teori conditioning ini dikembangnkan oleh Pavlov(1972).Teori Pavlov berkembang dari percobaan laboratoris terhadap anjing. Dalam percobaan ini, anjing diberi stimulus bersyarat sehingga terjadi reaksi bersyarat padaanjing. Ia melakukan percobaan terhadap anjing. Anjing tersebut diberi makanan dandiberi lampu. Pada saat diberi makanan dan lampu keluarkan respon anjing tersebut berupa keluamya air liur. Demikian juga jika dalam pemberikan makanan tersebutdisertai dengan bel, air liur tersebut juga keluar.Pada saat bel atau lampu diberikan mendahului makanan, anjing tersebut jugamengeluarkan air liur. Makanan yang diberikan tersebut oleh Pavlov disebutu sebagai perangsangan yang bersyarat, sementara bel atau lampu yang menyertai disebut sebagai perangsang bersyarat. Terhadap perangsang tak bersyarat yang disertai dengan perangsang bersyarat tersebut, anjing memberikan respons berupa keluamya air liur.Selanjutnya, ketika perangsang bersyarat (bel, lampu) diberikan tanpa perangsang tak  bersyarat anjing tersebut tetap memberikan respon dalam bentuk keluamya air liur. Olehkarena perangsang bersyarat (sebagai pengganti perangsang tak bersyarat : makanan) initernyata dapat menimbulakn respons, maka dapat berfungsi sebagai conditioned. Karenaitu, teori Pavlov ini dikenal teori classkal conditioning. Menurut Pavlov pengkondisianyang dilakukan pada anjing demikian ini, dapat juga berlaku pada manusia.Teori kondisioning Pavlov tersebut dapat dimodelkan sebagai berikut : air liur (berulang-ulang)Bel / lampu + makan Bel / lampu air liur .

Teori kondisioning ini lebih lanjut dikembangkan oleh Watson (1970) adalahorang pertama di Amerika Serikat yang mengembangkan teori belajar berdasarkan hasil penelitian Pavlov. Watson berpendapat, bahwa belajar merupakan proses terjadinyarefleks-refleks atau respons-respons bersyarat melalui stimulus pengganti. MenurutWatson, manusia dilahirkan dengan beberapa refleks dan reaksi-reaksi emosional berupa takut, cinta dan marah. Semua tingkah laku lainnya terbentuk oleh hubungan-hubungan stimulus-respon baru melalui ³conditioning´.Salah satu percobaannya adalah terhadap anak umur 11 bulan dengan seekor tikus putih. Rasa takut dapat timbul tanpa dipelajari dengan proses ekstinksi, denganmengulang stimulus bersyarat tanpa di barengi stimulus tak bersyarat. E.R. Guthriememperluas penemuan Watson tentang belajar. Ia mengemukakan prinsip belajar yangdisebut ³the law of association´ yang berbunyi : suatu kombinasi stimulus yang telahmenyertai suatu gerakan, cenderung akan menimbulkan gerakan itu, apabila kombinasistimulus itu muncul kembali. Dengan kata lain, jika anda mengerjakan sesuatu dalamsituasi tertentu, maka nantinya dalam situasi yang sama anda akan mengerjakan halserupa lagi. Menurut gutrie, belajar memerlukan reward dan kedekatan antara stimulusdan respon. Gutrie berpendapat, bahwa hukuman itu tidak baik dan tidak pula buruk.Efektif tidaknya hukuman tergantung pada apakah hukuman itu menyebabkan murid belajr ataukah tidak ? Teori belajar kondisioning ini kemudian dikembangkan olehGutrie (1935-1942). Gutrie berpendapat bahwa tingkah laku manusia dapat diubah :tingkah laku jelek dapat diubah menjadi baik. Teori Gutrie berdasarkan atas model penggantian stimulus saut ke stimulus yang lain. Responsi atas suatu situasi cenderungdi ulang manakala individu menghadapi situasi yang sama. Inilah yang disebut denganasosiasi. Menurut Gutrie, setiap situasi belajar merupakan gabungan berbagai stimulus(dapat intemal dan dapat ekstemal) dan respon. Dalam situasi tertentu, banyak stimulusyang berasosiasi dengan banyak respon. Asosiasi tersebut, dapat benar dan dapat jugasalah.Ada tiga metode pengubahan tingkah laku menurut teori ini, yaitu :a. Metode respon bertentangan. Misalnya saja, jika anak jijik terhadap sesuatu,sebutlah misalkan saja boneka, maka permainan anak yang disukai tersebutdiletakkan di dekat boneka. Dengan meletakkan permainan di dekat boneka, danternyata boneka tersebut sebenamya tidak menjijikkan, lambat laun anak tersebut tidak jijik lagi kepada boneka. Peletakan permainan yang paling disukai tersebutdapat dilakukan secara berulang-ulang. b. Metode membosankan. Misalnya saja anak kecil suka mengisap rokok. Ia disuruhmerokok terus sampai bosan ; dan setelah bosan, ia akan berhenti merokok dengansendirinya.c. Metode mengubah lingkungan. Jika anak bosan belajar, maka lingkungan belajarnya dapat diubah-ubah sehingga ada suasana lain dan memungkinkan ia betah belajar.Selanjutnya, Skinner mengembangkan teori kondisioning dengan menggunakantikus sebagai kelinci percobaan. Dari hasil percobaannya Skinner membedakan responmenjadi dua, ialah respon yang timbul dari stimulus tertentu dan operant (instrumental)respons yang timbul dan berkembang karena diikuti oleh perangsang tertentu. Olehkarena itu, teori Skinner ini dikenal dengan operant conditioning.Seperti halnya Thondike, Skinner menganggap ³reward´ atau ³reinforcement´sebagai faktor terpenting dalam proses belajar. Skinner berpendapat, bahwa tujuan psikologi adalah meramal dan mengontrol tingkah laku. Skinner membagi dua jenisrespon dalam proses belajar, yakni :(1).Responsents : respon yang terjadi karena stimulus khusus misalnya Pavlov(2). Operants : respon yang terjadi karena situasi randomPerbedaan penting antara Pavlovs classkal conditioning dan Skinners operantconditioning ialah dalam classkal conditioning, akibat-akibat suatu tingkah laku itu.Reinforcement tikdak diperlakukan karena stimulusnya menimbulkan respon yangdiinginkan. Operant conditioning, suatu situasi belajar dimana suatu respons dibuatlebih kuat akibat reinforcement langsung.Dalam percobaannya terhadap tikus-tikus dalam sangkar, digunakan suatu³diskriminative stimulus´ (tanda untuk memperkuat respons) misalnya tombol, lampu, pemindah makanan. Disamping itu, digunakan pula suatu ³reinforcemen stimulus, berupa makanan´.Dalam pengajaran, operants conditioning menjamin respon-respon terhadapstimulus. Apabila murid tidak menunjukkan reaksi-reaksi terhadap stimulus guru tak mungkin dapat membimbing tingkah lakunya ke arah tujuan behavior. Guru berperan penting di dlaam kelas untuk mengontrol dan mengarahkan kegiatan belajar ke arahtercapainya tujuan yang telah dirumuskan.Jenis-jenis stimulus :(1) Jenis-jenis stimulus(2) Positive reinforcement : Penyajian stimulus yang meningkatkan probabilitas suaturespon(3) Negative rinforcement : Pembatasan stimulus yang tidak menyenangkan, yang jikadihentikan akan mengakibatkan probabilitas respon(4) Hukuman : pemberian stimulus yang tidak menyenangkan misalnya :Contradktion or reprimand´. Bentuk hukuman lain berupa penangguhan stimulusyang menyenangkan (removing adalah pelasant or reinforcing stimulus).(5) Primary rinforcement : stimulus pemenuhan kebutuhan-kebutuhan fisiologis(6) Modifikasi tingkah laku guru : Perlakuan guru terhadap murid-murid berdasarkanminat dan kesenangan mereka.Jadwal reinforcement menguraikan tentang kapan dan bagaimana suatu respondiperbuat ? Ada empat cara penjadwalan reinforcement :1. Fixed-ratio schedule´; yang didasarkan pada penyajian bahan pelajaran, yang mana pemberi reinforcement baru memberikan penguatan respon setelah terjadi jumlahtertentu dari respon.2. Variable ratio schedule´; yang didasarkan penyajian bahan pelajaran dengan penguat setelah rata-rata respon3. Fixed interval schedule´; yang didasarkan atas satuan waktu tetapi diantara reinforcement´4. variable interval schedule´; pemberian renforcement menurut respon betul yang pertama setelah terjadi kesalahan-kesalahan respon.Paling tidak tidak, ada enam konsep operant conditioning ini yaitu :a. Penguatan positif dan negatif  b. Shopping, ialah proses pembentukan tingkah laku yang makin mendekati tingkahlaku yang diharapkan.c. Pendekatan suksesif, ialah proses pembentukan tingkah laku yang menggunakan penguatan pada saat tepat hingga respon pun sesuai dengan yang diisyaratkan d. Extention, ialah proses penghentian kegiatan sebagai akibat dari ditiadakannya penguatan.e. Chaining of respons, ialah respon dan stimulus yang berangkaian satu sama lainf. Jadwal penguatan ialah variasi pemberian peguatan : rasio tetap dan bervariasi,interval tetap dan bervariasi.g. Menurut thondike, belajar dapat dilakukan dengan mencoba-coba (trial anderror).mencoba-coba ini dilakukan, manakala seseorang tidak tahu bagaimana harusmemberikan respon atas sesuatu. Dalam mencoba-coba ini seseorang mungkin akanmenemukan respoons yang tepat berkaitan dengan persoalan yang dihadapinya.Karakteristik belajar trial dan error adalah sebagai berikut :a. Adanya motivatie pada diri seseorang yang mendorong untuk melakukan sesuatu b. Seseorang berusaha melakukan berbagai macam respons dalam rangka memenuhimotive-motivenya.c. Respons-respons yang dirasakan tidak bersesuaian dengan motivenya dihilangkand. Akhirnya seseorang mendapatkan jenis respon yang paling tepat.Beberapa hukum belajr yang ditemukan oleh Thoendike adalah sebagai berikut :a. Hukum kesiapan (law of readiness). Jika seseorang siap melakukan sesuatu, dan iamelakukannya, maka ia puas. Sebaliknya, jika ia siap melakukan sesuatu, tetapi tidak melakukannya, maka ia tidakpuas. Implikasi dari hukum ini adalah, bahwa motivasisangat penting dalam belajar. Sebab pemuas yang antara lain berupa terpemenuhinyamotif-motif seseorang, menjadikan seseorang belajar berulang-ulang. b. Hukum latihan (low of exercise). Jika seseorang mengulang-ulang respons terhadapsuatu stimulus, maka akan memperkuat hubungan antara respon dan stimulus.Sebaliknya jika respons tersebut tidak digunakan, hubungannya dengan stimulussemakin lemah. Tetapi lemah dan kuatnya hubungan antara respons dan stimulustersebut tergantung kepada memuaskan tidaknya respons yang diberikan. Implikasihukum ini adalah baha belajar dimulai dari tingkatan yang mudah berangsur-angsur menuju yang sukat. Berangkat dari yang sederhana berangsur-angsur menuju ke yangkompelks.c. hukum akibat (law of effect). Manakala hubungan antara respon dengan stimulusmenimbulkan kepuasan, maka tingkatan penguatannya kian besar. Sebaliknya jikahubungan antara respon dengan stimulus menimbulkan ketidak puasan, maka tingkatan penguatannya kian lemah. Dengan perkataan lain, hukum akibat ini punyakeyakinan bahwa orang punya kecenderungan mengulang respon yang memuaskandengan menghindari respon yang tidak memuaskan. Hukum ini membawa implikasi kebenaran bagi diadakannya eksperimentasi dalam belajar. Selain mengemukakan tiga hukum belajar, Tondike mengemukakan prinsip-prinsip belajar, yaitu :a. Pada saat seseorang berhadapan dengan sebuah situasi yang bagi dia termasuk baru, berbagai ragam respon ia lakukan. Respon tersebut ada kalanya berbeda-beda sampaiyang bersangkutan memperoleh respon yang benar. b. apa yang ada pada diri seseorang, baik itu berupa pengalaman, kepercayaan, sikapdan hal-hal lain yang telah ada pada dirinya, turut menentukan tercapainya tujuanyang ingin dicapai.c. Pada diri seseorang sebenamya terdapat potensi untuk mengadakan seleksi terhadapunsur-unsur penting dari yang kurang atau penting hingga akhirnya dapatmenentukan respon yang tepat.d. Orang cenderung memberikan respon yang sama terhadap situasi yang sama.e. Orang cenderung mengadakan assosiative shiffing, ialah menghubungkan responyang ia kuasai dengan situasi tertentu tatkala menyadari bahwa respon yang ia kuasaidengan situasi tersebut mempunyai hubungan.f. Manakala suatu respon cocok dengan situasinya relatif mudah untuk dipelajari(concept belongingness).

Pengertian Belajar Menurut Psikologi Kognitif 

Ada beberapa ahli yang belum merasa puas terhadap penemuan-penemuan paraahli sebelumnya mengenai belajr sebagai proses hubungan stimulus-respon-reinforcement. Mereka berpendapat, bahwa tingkahlaku seseorang tidak hanya dikontrololeh Reward dan reinforcement. Mereka ini adalah para ahli jiwa aliran kognitif.Menurut pendapat mereka, tingkah laku seseorang senantiasa didasarkan pada kognisi,yaitu tindakan mengenal atau memikirkan seseorang terlibat langsung dalam situsi itudan memperoleh insight untuk pemecahan masalah. Jadi kaun kognitif berpandangan, bahwa tingkahlaku seseorang lebih bergantung kepada insight terhadap hubungan-hubungan yang ada dalam suatu situasi. Keseluruhan adalah lebih dari bagian- bagiannya. Mereka memberi tekanan pada organisasi pengamatan atas stimulus didalam lingkungan serta faktor-faktor yang mempengaruhi pengamatan.Menurut psikologi kognitif, belajar dipandang sebagai suatu usaha untuk mengerti tentang sesuatu. Usaha untuk mengerti tentang sesuatu tersebut, dilakukansecara aktif oleh pembelajar. Keaktifan tersebut dapat berupa mencari pengalaman,mencari informasi, memecahkan masalah, mencermati lingkungan. Mempraktekkan,mengabaikan dan respon-respon yang lainnya guna mencapai tujuan. Para psikolog kognitif berkeyakinan bahwa pengetahuan yang dipunyai sebelumnya, sangatmenentukan terhadap perolehan belajar :yang berhasil dipelajari yang berhasil diingatdan yang mudah dilupakan. Salah satu teori belajar yang berasal dari psikologi kognitif adalah teori pemerosesan informasi. Menurut teori ini, belajar dipandang sebagaoi proses pengolahaninformasi dalam otak manusia. Sedangkan pengolahan oleh otak manusia sendiri dimulai dengan pengatan (penginderaan) atas informasi yang beradadalam lingkungan manusia, penyimpanan (baik untuk jangka waktu pendek maupun panjang), penyimpanan / pengkodean / penyadian terhadap informasi-informasi yangtersimpan, dan setelah membentuk pengertian, kemudian dikeluarkan kembalii oleh pembelajar.Menurut teori ini suatu informasi yang berasal dari lingkungan pembelajar, padaawalnya diterima oleh reseptor. Reseptor-sreseptor tersebut memberikan simbol-simbolinformasi yang ia terima, dan kemudian diteruskan ke registor penginderaan yangterdapat pada saraf pusat. Dengan demikian, informasi-informasi yang diterima olehregistor penginderaan telah mengalami transformasi.Informasi yang masuk ke dalam syaraf pusat tersdebut kemudian disimpandalam waktu pendek. Informasi-informasi yang disimpan dalam waktu sebentar ini,sebagian diantaranya diteruskan ke memori jangka pendek, sedangkan selebihnya hilangdari sistem. Proses pereduksian seperti ini dikenal juga dengan persepsi selektif.Sementara memori jangka pendek lazim juga dikenal dengan memori kerja dankesadaran. Kapasitas memori jangka pendek ini amat terbatas, waktunya juga pendek.Informasi dalam memori jangka pendek dapat ditranspormasi dalam bentuk kode-kode dan selanjutnya, diteruskan ke memori jangka panjang. Saat transpormasi,informasi-informasi baru terintegrasi dengan informasi-informasi lama yang sudahtersimpan dalam memori jangka panjang bertahan lama, dan disiapkan untuk dipergunakan di kemudian hari. Pengeluaran kembali atas informasi-informasi yangterseimpan dalam memori jangka panjang adalah dengan pemanggilan. Dalam pikiranyang sadar, informasi mengalir dari memori jangka panjang ke memori jangka pendek,dan kemudian kegenerator respon. Sementara untuk respon otomatis, informasimengalir langsung dari memori jangka panjang kegenerator respon selama pemanggilan.menurut psikologi belajr kognitif, reinforcemen sangat penting juga dalam belajar, meskipun alasan yang dikemukakan berbeda dengan psikologi behavioristik.Sebab, manakala menurut psikolog behavioristik reinforcemen berfungsi sebagai pemerkuat respon atau tingkah laku, maka menurut psikolog kognitif, berfungsi sebagaisumber umpan balik, megurangi keragu-raguan hingga mengarah kepada pengertian.Teori kognitif berpijak pada tiga hal yaitu :(1) Perantara sentral (central intermediaries)(2) Proses-proses pusat otak (central brain), misalnya ingatan atau ekpektasi merupakanintegrator tingkah laku yang bertujuan. Pendapat ini berdasarkan pada inferensitingkah laku yang tampak (diamati)(3) Pertanyaan tentang apa yang dipelajari ? Jawabannya adalah struktur kognitif, bahwa yang dipelajari adalah fakta, kita mengetahui dimana adanya, yangmengetahui altemate routes illustratis cognitive structure . variabel tingkah laku nonhabitual adalah struktur kognitif sebagai bagian dari apa yang dipelajari.(4) Pemahaman dalam pemecahan masalah. Pemecahan suatu masalah ialah dengancara menyajikan pengalaman lampau dalam bentuk struktur perseptual yangmendasari terjadinya insight (pemahaman) di mana adanya pemgetian mengenaihubungan-hubungan yang essensial. Perferensi yang digunakan adalah thecontemporary structuring of the problem.Prinsip-prinsip belajar teori kognitif :(1) Gambaran perseptual sesuai dengan masalah yang dipertunjukkan kepada siswaadalah kondisi belajar yang penting. Suatu masalah belajar yang trstruktur dandisajikan upaya gambaran-gambaran yang esensial terbuka terhadap inspeksi darisiswa.(2) Organisasi pengetahuan harus merupakan sesuatu mendasar bagi guru atau perencana pendidikan. Susunanya dari yang sederhana ke yang kompleks, dalamarti dari keseluruhan yang sederhana ke keseluruhan yang lebih kompleks. Masalah  bagian keseluruhan adalah masalah organisasi dan tidak bertalian dengan teori polakompleksitas. Sesuai dengan pandangan mengenai pertumbuhan kognitif, makaorganisasi pengetahuan tergantung pada tingkat perkembangan siswa.(3) Belajar dengan pemahaman (understanding) adalah lebih permanen (menetap) danlebih memungkinkan untuk ditransferkan, dibandingkan dengan rte leaming atau belajar dengan formula. Berbeda dengan teori stimulus respon, teori yangmenitikberatkan pada pentingnya kebermaknaan dalam belajar dan mengingat(retention).(4) Umpan balik kognitif mempertunjukkan pengetahuan yang benar dan tepat danmengoreksi kesalahan belajr. Siswa menerima atau menolak sesuatu berdasarkankonsekuensi dari apa yang telah diperbuatnya. Dalam hal ini kognitif setara dengan penguatan (reinforcement) pada S-R theory, tetapi teori kognitif cenderungmenempatkan titik beratnya pada pengujian hipotesis melalui umpan balik.(5) Penetapan tujuan (goal setting) penting sebagai motivasi belajar. Keberhasilan dankegagalan menjadi hal yang menentukan cara menetapkan tujuan untuk waktu yangakan datang.(6) Berfikir defergen menuju ke ditemukannya pemecahan masalah atau terciptanya produk yang berilai dan menyenagkan. Berbeda dengan berfikir konvergen yangmenuju ke mendapatkan jawaban-jawaban yang benar secara logika. Berfikir defergen menuntut dukungan (umpan balik) bagi upaya tentatif seseoranbg yangorisinil agar supaya dia dapat mengamati dirinya sebagai kreatif potensial.

Teori Belajar Cognitive-Field dari Lewin

Bertolak dari penemuan Gestalt Psychology, Kurt Lewin (1892-1947)mengembangkan suatu teori belajar cognitive field dengan menaruh perhatiankepadakepribadian dan psikologi sosial. Lewin memandang masing-mading individu berada di dalam suatu medan kekuatan, yang bersifat psikologis. Medan kekuatan psikologis dimana individu bereaksi disebut life space. Life space mencakup perwujudan lingkungan dimana individu bereaksi, misalnya : orang-orang yang ia jumpai, objek materiil yang ia hadapi, serta fungsi-fungsi kejiwaan yang ia miliki.Lewin berpendapat, bahwa tingkah laku merupakan hasil interaksi antar kekuatan-kekuatan, baik dalam diri individu seperti tujuan, kebutuhan, tekanan kejiwaan, maupun dari luar diri individu seperti sebagai akibat dari perubahan dalam struktur kognitif.Perubahan struktur kognitif itu adalah hasil dari dua macam kekuatan, satu dari struktur medan kognisi itu sendiri, yang lainnya dari kebutuhan dan motivasi intemal individu.Lewin memberikan peranan yang lehih penting pada motivasi dari reward.

Teori Belajar Cognitive Development dari Piaget

Dalam teorinya Piaget memandang bahwa proses berfikir sebagai aktivitasgradual dari fungsi intelektual dari konkret menuju abstrak. Piaget adalah seorang psikolog developmental karena penelitiannya mengenai tahap-tahap perkembangan pribadi serta perubahan umur yang mempengaruhi kemampuan belajr individu. Diaadalah salah seorang psikolog suatu teori komperhensif tentang perkembanganintelegensi atau proses berfikir. Menurut Piaget, pertumbuhan kapasitas mentalmemberikan kemampuan-kemampuan mental baru yang sebelumnya tidak ada.Pertumbuhan intelektual adalah tidak kuantitatif, melainkan kualitatif. Apabila ahli biologi menekankan penjelasan tentang pertumbuhan struktur memungkinkan individumengalami penyesuaian diri dengan lingkungna, maka Piaget tekanan penyelidikannyalain. Piaget menyelidiki masalah yang sama dari segi penyesuaian / adaptasi manusiaserta meneliti perkembangan intelektual atau kognisi berdasarkan dalil bahwa struktur intelektual terbentuk di dalam individu akibat interaksinya dengan lingkungan.Piage memakai istilah scheme secara interchageably, Piaget memakai istilah schemesecara interchangeably dengan istilah struktur. Scheme adalah pola tingkah laku yangdapat diulangulang. Scheme berhubungan dengan :- Refleks-refleks pembawaan, misalnya bemafas, makan, minum- Scheme mental, misalnya scheme of classifkation, scheme of operation (pola tingkahlaku yang masih sukar diamati seperti sikap), scheme of operation (pola tingkah lakuyang dapat diamati).Menurut Piaget, intelegensiitu sendiri terdiri dari tiga aspek yaitu :a. Struktur, disebut juga scheme seperti yang dikemukakan di atas. b. Isi disebut juga content, yaitu pola tingkah laku spesifik tatkala individu menghadapisesuatu masalah.

c. Fungsi, disebut juga fungcion, yang berhubungan dengan cara seseorang mencapaikemajuan intelektual, fungsi itu sendiri terdiri dari dua macam fungsi invarian, yaituorganisasi dan adaptasi.- Organisasi, berupa kecakapan seseorang / organisme dalam menyusun proses-prosesfisik dan psikis dalam bentu sistem-sistem yang koheren.- Adaptasi, yaitu adaptasi individu terhadap lingkungannya. Adaptasiini terdiri dari duamacam proses komplementer yaitu asimilasi dan akomodasi.+ Asimilasi : Proses penggunaan struktur atau kemampuan individu untuk menghadapi masalah dalam lingkungannya.+ Akomodasi : Proses perubahanrespon individu terhadap stimuli lingkungannya.Dengan penjelasan seperti di atas dapatlah kita ketahui tentang bagaimana terjadinya pertumbuhan dan perkembangan individu. Pertumbuhan intelektual terjadi karenaadanya proses yang kontinu dari adanya equlibrium-equilibrium. Bila individu dapatmenjaga adanya equilibrium, individu akan dapat mencapai tingkat perkembanganintelektual yang lebih tinggi. Pengaplikasian di dlaam belajar, perkembangan kognitif  bergantung kepada komodasi. Kepada siswa harus diberikan suatu area yang belumdiketahui agar ia dapat belajar, karena ia tak dapat belajar dari apa yang telahdiketahuinya saja. Ia tak dapat menggantngkan diri pada asimilasi. Dengan adanya area baru ini siswa akan mengadakan usaha untuk dapat mengakomodasi. Situasi atau areaitulah yang akan mempermudahpertumbuhan kognitif.Jadi secara singkat dapat dikatakan bahwa pertumbuhan intelektual anak mengandungtiga aspek, yaitu structure, content, dan function. Anak yang sedang mengalami perkembangan. Struktur dan kontent intelektualnya berubah / berkembang. Fungsi danadaptasi akan mtersusun sehingga berubah / berkembang. Fungsi dan adaptasi akantersusun sehingga melahirkan suatu rangkaian perkembangan, masing-masingmempunyai struktur psikologis khusus yang menentukan kecakapan pikir anak. MakaPiaget mengartikan inteligensi adalah sejumlah struktur piskologis yang ada padatingkat perkembangan khusus.

Tahap-tahap Perkembangan

Piaget mengidentifikasi empat faktor yang mempengaruhi transisi tahap perkembangananak, yaitu : 1. Kematangan2. pengalaman fisik / lingkungan3. transmisi sosial4. equilibrium atau self regulationSelanjutnya ia membagi tingkat-tingkat perkembangan1. Tingkat sensori motoris 0.0 – 2.0 Tiap2. tingkat preoperasinal 2.0 ± 7.0 anak 3. tingkat operasi konkret 7.0 -11.0 ber tingkat operasi formal 11.0  beda

Pengertian Belajar Menurut Psikologi Humanistik 

Pada akhir tahun 1940-an muncul suatu perspektif psikologi baru. Orang-orangyang terlibat dalam penerapan psikologilah yang berjasa dalam perkembangan ini,misalnya ahli-ahli psikologi klinik, pekerja-pekerja sosial dan konseler. Gerakan inierkembang, dan kemudian dikenal sebagai psikologi humanistik, eksestensial, perceptual, atau fenomenologikal. Psikologi ini berusaha untuk memahami perilakuseseorang dari sudut si pelaku (behaver), bukan dari pengamat (observer).Dalam dunia pendidikan, aliran humanistik muncul pada tahun 1960 sampai1970-an dan mungkin perubahan-perubahan dan inovasi yang terjadi selama dua dekadeyang terakhir pada abad 20 ini pun juga akan menuju pada arah ini (John Jarolimak ek,Cliffor D Foste, 1976, halaman 330)Perhatian psikologi humanistik yang terutama tertuju pada masalah bagaimanatiap-tiap individu dipengaruhi dan dibimbing oleh maksud-maksud pribadi yang merekahubungkan kepada pengalaman-pengalaman mereka sendiri. Menurut para pendidik aliran humanistik penyusunan dan penyajian materi pelajaran barus sesuai dengan perasaan dan perhatian siswa. Tujuan utama para pendidik ialah membantu siswa untuk mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal dirimereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantunya dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada pada diri mereka (Hamachek, 1977, p. 148).Psikologi humanistik berkeyakinan bahwa anak termasuk makhluk yang unik, beragam, berbeda antara satu dengan yang lain. Keberagaman yang ada pada diri anak,hendaknya dikukuhkan. Dengan demikian, seorang pendidik atau guru bukanlah  bertugas untuk membentuk anak menjadi manusia sesuai yang ia kehendaki, melainkanmemantapkan visi yang telah ada pada anak itu sendiril untuk itu, seorang pendidik  pertama kali membantu anak untuk memahami diri mereka sendiri, dan tidak memaksakan pemahamannya sendiri mengenai diri siswa.Keberagaman anak tidak saja dari segi lahir, melainkan yang terutama adalahdari segi batinnya. Oleh karena itu, jika ingin memahami anak, tidak dapat denganmenggunakan perspektif orang yang memahami, melainkan dengan menggunakan perspektif orang yang dipahami.

Behaviorisme Versus Humanistik 

Dalam menyoroti masalah perilaku, ahli-ahli psikologi behavioral danhumanistik mempunyai pandangan yang sangat berbeda. Perbedaan ini dikenal sebagaifreedom of determination issue. Para behaviorest memandang orang sebagai makhluk reaktif yang memberikan responsnya terhadap lingkungannya. Pengalaman lampau dan pemeliharaan akan membentuk perilaku mereka. Sebaliknya para humanistik mempunyai pendapat bahwa tiap orang itu menentukan perilaku mereka sendiri. Mereka bebas dalam memilih kualitas hidup mereka, tidak terikat oleh lingkungannya.Sebagaimana disebtakan diatas, bahwa pandangan psikologi humanistik merupakan anti tesa dari pandangan psikologi behavioristik. Eka dalam pandangan psikologi behavioristik, belajar merupakan kontrol instrumental yang dilakukan olehlingkungan, maka dalam pandangan psikologi humanistik justru sebaliknya. Belajar dilakukan dengan cara memberikan kebebasan yang sebesar-besarnya kepada individu..

Pengertian Belajar Menurut Psikologi Gestalt 

Dalam aliran ini ada beberapa istilah yang artinya sama ialah: field, pattera,organisme, closure, integration, wholistk, configuration, dan gestalt. Karena itu psikologi gestalt sering disebut psikologi organisme atau field theory. Menurut aliranini, jiwa manusia adalah suatu keseluruhan yang berstruktur. Suatu keseluruhan bukanterdiri dari bagian-bagian atau unsur-unsur. Unsur-unsur itu berada dalam keseluruhanmenurut struktur yang telah tertentu dan saling berinteralisi satu sama lain, Contoh:kepala manusia bukan merupakan penjumlahan daripada batok kepala, telinga, bidung,mata, mulut, rambut, dagu, dan sebagainya, melainkan kepala itu adalah suatu

3) Individuasi bagian-bagian dari keseluruhan. Mula-mula anak melihat sesuatu sebagaikeseluruhan. Bagian-bagian dilihat dalam hubungan fungsional dengan keseluruhan.Tetapi lambat laun ia mengadakan deferensiasi bagian-bagian itu dari keseluruhanmenjadi bagian-bagian yang lebih kecil atau kesatuan yang lebih kecil contoh: mula-mula anak melihat mengenal wajah ibunya sebagai keseluruhan kesatuan. Lambatlaun dia dapat memisahkan mana mata ibu, mana hidung ibu, mana telinga ibu,kemudian ia melihat bahwa wajah ibunya itu cantik atau jelek, atau menarik dansebagainya.4) Anak belajar dengan menggunakan pemahaman atau insight. Pemahaman adalahkemampuan melihat hubungan-hubungan antara berbagai faktor atau unsur dalamsituasi yang problematis, seperti simpanse dapat melihat hubungan antara beberapa buah kotak menjadi sebuah tangan untuk mengambil buah pisang karena ia sedanglapar.Tokoh psikologi gestalt ini antara lain adalah Kohler, Koffka dan Wertheimer.Menurut pandangan psikologi gestalt, belajar terdiri atas hubungan stimulus responyang sederhana tanpa adanya pengulangan ide atau proses berfikir.

CIRI – CIRI BELAJAR 

Sebagaimana disebutkan diatas, bahwa belajar adalah perubahan tingkah lakusebagai akibat dari adanya pengalaman. Oleh karena itu, ada sejumlah ciri belajar yangdapat dibedakan dengan kegiatan-kegiatan lain selain belajar. Pertama, belajar dibedakan dengan kematangan. Kedua, belajar dibedakan dengan perubahan kondisifisik dan mental. Ketiga hasil belajar bersifat relatif menetap.Berdasarkan pengertian belajar diatas. maka pada hakikatnya “belajar menunjuk ke perubahan dalam tingkah laku si subjek dalam situasi tertentu berkat pengalamannyayang berulang-ulang, dan perubahan tingkah taku tersebut tak dapat dijelaskan atasdasar kecendrungan-kecendrungan respon bawaan, kematangan atau keadaan temporer dari subjek (misalnya keletihan, dsb)”.1) Belajar berbeda dari kematangan.Kematangan adalah sesuatu yang dialami oleh manusia karena perkembangan- perkembangan bawaan. Tanpa melalui aktivitas belajarpun, pada saat tertentu, orang akan mengalami kematangan. Oleh karena itu, kematangan akan dialami olehseseorang, meskipun ia sendiri tidak mensengaja. Kematangan yang ada pada diriseseorang juga bukan karena satu upaya yang dilakukan oleh orang lain (misalnya sajaguru).Kematangan umumnya ditandai oleh adanya perubahan-perubahan pada diriseseorang, baik yang bersifat fisik maupun psikis. Adanya perubahan pada diriseseorang semisal dari belum bisa berjalan pada umur tertentu menjadi bisa berjalan pada umur selanjutnya, tidaklah akibat dari aktivitas belajar. Demikian juga, dariseseorang belum bisa berbkara kemudian menjadi bisa berbkara, juga bukan karenaaktivitas belajar melainkan karena adanya proses kematangan. Berbeda dengan belajar,ia adalah suatu proses yang disengaja dan secara sadar. Belajar adalah suatu aktivitasyang dirancang, atau sebagai akibat interaksi antara individu dengan lingkungannya.2) Belajar dibedakan dari perubahan kondisi fisik dan mental.Belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang disengaja. Perubahantersebut bisa berupa dari tidak talm menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti,dari tidak dapat mengerjakan sesuatu menjadi dapat mengedakan sesuatu, darimemberikan respon yang salah atas stimulus-stimulus ke arah memberikan respon yang benar. Berarti perubahan fisik dari kecil menjadi besar, dari kurus menjadi gemuk, dan pendek menjadi semakin tinggi bukanlah karena proses belajar, dan oleh karena itutidak dapat disebut sebagai proses belajar.3) Hasil belajar relatif menetapHasil belajar relatif menetap, dan tidak berubah-ubah. Perubahan tingkah lakuyang sifatnya relatif tidak menetap, bukanlah karena proses belajar. Orang setiap kalidapat berubah. Perubahan-perubahan demikian, tidak sama dengan perubahan- perubahan dalam belajar. Oleh karena itu, tidak semua perubahan yang ada pada diriseseorang dianggap sebagai hasil belajar. Hanya perubahan-perubahan tertentu sajayang memenuhi syarat untuk disebut sebagai belajar..

TUJUAN DAN UNSUR-UNSUR DINAMIS DALAM BELAJAR 

Tujuan dan unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah dua hal yang sangat penting dalam belajar. Tujuan umumnya mengarahkan seseorang yang sedang belajar ke arah kegiatan tertentu. Sementara unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah suatu perangkat yang turut menghantarkan sesemang yang sedang mencapai tujuan belajar.

Tujuan Belajar

Setiap manusia kreativitas, sepanjang aktivitas tersebut disadari, senantiasadimaksudkan bagi pencapaian tujuan tertentu. Demikian juga seseorang yang sedang berkreativitas belajar. tentulah dimaksudkan bagi pencapaian tujuan. Paling tidak adaempat alasan mengapa tujuan belajar ini perlu dirumuskan oleh pembelajar. Pertama,agar ia mempunyai arah dalam berkreativitas belajar. Kedua, agar ia dapat menilaiseberapa target belajar telah ia capai atau belum. Ketiga agar waktu dan tenaganya tidak tersita untuk kegiatan selain belajar..

Tujuan belajar dalam hubungannya dengan perubahan tingkah laku

Salah satu ciri belajar pada diri seseorang adalah terdapatnya perubahan tingkahlaku pada dirinya. Adanya perubahan tingkah laku ini menjadikan seorang pembelajar  berubah dari suatu kondisi ke kondisi tertentu. Perubahan tingkah laku dalam diri pembelajar umumnya dapat diamati (obsevable). Oleh karena itu, ketika pembelajar mau mengadakan aktivitas belajarnya, perlu merumuskan tujuan belajar buat dirinyasendiri. Dalam merumuskan tujuan belajar yang terkait dengan perubahan tingkah lakuini, seseorang pembelajar pertama kali haruslah mengenali mengenai dirinya sendiri.Pengenalan terhadap dirinya sendiri ini sangat penting guna merumuskan kebutuhankebutuhan belajarnya. Pengenalan mengenai diri sendiri ini juga bisa terhindar darimempelajari sesuatu yang sudah dikuasai, disamping dapat terhindar juga darimempelajari sesuatu yang tidak dimaksudkan untuk dipelajari.Tujuan belajar yang dikaitkan dengan perubahan tingkah laku ini mengandungunsur-unsur sebagai berikut:a. Jelas siapa yang berubah (dalam hal ini adalah pembelajar sendiri, dan bukan pengajar). b. Jelas perubahannya, dari tidak bisa sesuatu menjadi bisa sesuatu sebelumnya terbelah-belah terkristal dan kemudian dapat diformulasikan ke dalamforinula yang tak terbelah.f. Evaluation adalah suatu kemampuan unluk menentukan baik-buruk, berharga-tidak  berharga, bernilai-tidak bernilai mengenai suatu hal. Penentuan tersebut didasarkan atas patokan-patokan yang dilmat pada masa sebelumnya. Kemampuan mengadakanevaluasi ini termasuk jenis kemampuan yang tertinggi dalam kawasan kognitive ini.Kawasan kedua, affective ineliputi empat sub kawasan berikut: receiving, responding,valuing, organization, characteristization by a value or value complex. Secara berturut-turut dapat dijelaskan sebagai berikut:a. Receiving atau penerimaan, adalah kemampuan seseorang untuk menghadirkankediriannya pada sebuah even atau stimulus-stimulus yang ia terima. Menghadirkan diridemikian ini, meskipun dalam tataran rendah. telah dapat meliput kesadaran seseorang.Hasil belajar pada sub kawasan ini telah memunculkan sebuah kesadaran yang palingsimpel sampai dengan hadimya perhatian yang terpilih. b. Responding atau pemberian tanggapan. Kemampuan ini relatif febih tinggitingkatannya dibandingkan dengan sub kawasan receiving. Jika pada sub kawasanreceiving seseorang menghadirkan kediriannya pada sebuah even, maka dalam subkawasan responding ini seseorang memberikan tanggapan/ respon/jawaban atas even-even yang ia terima.c. Valuing atau pemberian nilai. Yang dimaksud dengan pemberian nilai di sini adalahmemberikan harga terhadap suatu fenomena, benda, kejadian atau even, Sub kawasanini menjadikan seseorang bisa menerima nilai tertentu dan menunjukkan komitmennya pada nilai tertentu. Oleh karena itu, pada sub kawasan ini seseoarang tampak tingkatanintegritasnya: keajegan, integritas.d. Organization atau pengorganisasian adalah upaya untuk memadukan berbagai jenisnilai yang berbeda-beda. Dari nilai-nilai yang berbeda tersebut, kemudian dibangunmenjadi suatu sistem nilai. Ada semacam sintesa nilai-nilai yang beragam, hinggamenjadi suatu kesatuan nilai. Antara nilai satu dengan yang lain dicoba hubungkan. Bilaterdapat konflik di antara nilai-nilai tersebut dicoba pecahkan.e. Characterization of value or value complex atau karakterisasi dengan suatu nilai. Padasub kawasan ini seseorang mempunyai sistem nilai yang dapat mengendalikan tingkahlakunya dalam kehidupan hingga dapat membentuk gaya hidup yang khas, berbeda dengan orang lain. Hasil belajar pada sub kawasan ini bisa menjadikan seseorangmenyesuaikan diri secara personal, sosial dan emosional.Kawasan ketiga psycomotor, mencakup tujuh sub kawasan dari yang tingkatan terendahhingga tingleatan tertinggi. Ke tujuh sub kawasan ini adalah perception, set, guidedrespon, mechanism, complex overt respon, adaptation dan origination. Sub-sub kawasanini dapat d1Jelaskan sebagai berikut:a. Perception atau persepsi. Yang dimaksud dengan persepsi di sini adalah penggunaanindera untuk memperoleh petunjuk ke arah motorik. Pada sub kawasan ini, seseorangmengindera stimulus-stimulus yang berasal dari lingkungannya guna persiapan untumembimbing aktivitas-aktivitas motoriknya. b. Set atau kesiapan. Sub kawasan ini meliputi mental set, physkal set dan emotional set.Pada subleawasan ini, seseorang bersedia mengambil tindakan-tindakan berdasarkan persepsinya terhadap stimulus atau fenomena-fenomena yang berasal dari agkungannya.c. Guided respon atau respon terpimpin. Pada sub kawasan ini seseorang mulai berada pada proses belajar keterampilan yang lebib komplek. Pada sub kawasan ini seseorangterlibat dalam proses peniruan yang diperformansikan, selanjumya mencobamenggunakan tanggapan dalam menangkap suatu motorik.d. Mechanism atau mekanisme. Pada sub kawasan ini responrespon yang telahdipelajari oleh seseorang telah berubah menjadi kebiasaan dan gerakan-gerakan yangditampilkan, dilakukan dengan penuh kepercayaan dan kemahiran.e. Complex over respons atau respon nyata yang kompleks. Pada sub kawasan iniseseorang yang lagi belajar, melakukan gerakan dengan mudah disamping mempunyaikontrol yang baik. Kadar motorik pada sub kawasan ini relatif cukup tinggi. Sebab,gerakan-gerakan pada sub kawasan ini relatif cepat, cermat termasuk pada hal-hal yangrumit dan tepat meskipun disertai dengan energi yang minimal.f. Adaptation atau penyesuaian. Yang dimaksud dengan penyesuaian adalah sebuahketerampilan dimana seseorang dapat mengolah gerakan hingga sesuai dengan tuntutankondisional dan situational, termasuk yang problematis sekalipun.g. Origination atu penciptaan. Sub kawasan ini termasuk paling tinggi tingkatannyadibandingkan dengan sub kawasan sebelumnya, oleh karena unsur kreativitas sudahmasuk di sini. Performansi seseorang yang belajar pada sub kawasan ini umumnya ditandai dengan hal-hal yang serba baru, misaInya membuat pola-pola baru, merancanghal-hal baru. .

Tujuan belajar sebagai pembentukan pemahaman nilai dan sikap .

 A Tujuan belajar sebagai sasaran pembentukan pemahaman.

Tujuan belajar memang merupakan sasaran bagi pembentukan pemahamanseseorang terhadap hal-hal yang dipelajari. Pemahaman seseorang terhadap hal-hal yangdipelajari, sebutlah saja dunia dengan segala isinya, sangatlah penting artinya bagi pembelajar. Pemahaman pembelajar tehadap dunia dengan segala isinya tidak sajamendatangkan kepuasan bagi pembelajar, melainkan dapat menempatkan diri pembelajar pada posisi strategik. la akan mempunyai peta dimana ia harusmenempatkan diri, ia akan mengetalmi apa yang harus ia pertuat dan apa yang tidak ia perbuat. Terjadinya bentrokan-bentrokan di dunia, sebenamya disebabkan kurangadanya saling pemahaman di antara mereka. MimbuInya saling curiga, juga dapatdisebabkan kurang adanva saling pemahaman. Oleh karena itu terbentuknya pemahaman pembelajaran terhadap sesuatu yang dipelajari, tidak saja bermanfaat bagidirinya sendiri, melainkan bermanfaat juga bagi linkungannya.Pemahaman seseorang terhadap orang lain, malahan dapat menjadikanseseorang melihat orang lain tidak semata dengan menggunakan perspektif sendiri. lamencoba menangkap seseorang dengan menggunakan perspektif orang yang dipandang.Dengan cara pandangan demikian, ia akan mengenal orang yang dipandang tersebutdalam keadaan yang senyatanya, dan tidak terbatas pada persepsinya sendiri.Pemahaman terhadap orang lain, juga menjadikan seseorang tidak risau, jika melihatorang lain berbeda dengan dirinya. la. juga sekaligus tidak membuat dirinya agar sepertiorang lain, dan sebaliknya tidak menuntut orang lain agar seperti dirinya. la akanmenjadi dirinya sendiri, dan memahami jika orang lain juga seperti dirinya.Singkat kata, pemahaman adalah suatu dasar bagi segala akan seseorang. Iamemberikan kontribusi yang besar bagi sukses tidaknya seseorang. Lebih jauh pemahaman menjadikan seseorang saling mengerti, dan lehih lanjut lagi salingmenghargai. Pemahaman sekaligus mencegah timbuInya saling curiga, dan lebih jauhlagi mencegah timbuInya saling bentrokan

B.  Tujuan belajar sebagai sasaran pembentukan nilai dan sikap.  

Setiap masyarakat, masyarakat manapun, pasti menganut sebuah nilai, Nilaidinlaksud, adakalanya merupakan produk masyarakat pada kurun waktu yang sejamandengan mereka. Malahan, pada masa sekarang ini, nilai-nilai yang dianut oleh sebuahmasyarakat, dapat merupakan kristalisasi dari hasil dialog antara nilai-nilai yangdiwariskan oleh generasi sebelumnya dengan yang sejaman dengan mereka.Di era globalisasi seperti saat sekarang, sebagai akibat dari melesatnya perkembangan teknologi komunikasi, nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat, dapatmerupakan kristalisasi hasil dialog antara nilai-nilai yang selama ini dianut dengannilai-nilai baru yang datang dari dunia luar. Oleh karenanya, nilai-nilai yang dianut olehmasyarakat dewasa ini semakin beragam. Dalam belajar, ada nilai-nilai tertentu yangharus diupayakan terbentuk pada diri pembelajar. Nilai-nilai yang dibentukkan pada diri pembelajar tersebut, tentu nilai-nilai luhur yang secara universal dianut oleh hampir setiap masyarakat, disamping nilai-nilai luhur yang spesifik dianut oleh masyarakatdimana pembelajar tersebut berada. Nilai-nilai luhur yang hampir dianut oleh setiapmasyarakat secara universal misaInya adalah: kebenaran, kejujuran, keindaban,kemerdekaan, saling membantu dan memberi manfaat. Sementara nilai-nilai luhur yangdianut oleh masyarakat secara spesifik khususnya di lingkungan pembelajar banyak ragamnya, seberagam jumlah pembelajar.Disamping tujuan belajar terkait dengan pembentukan nilai, sekaligus jugaterkait dengan pembentukan sikap. Terbentuknya sebuah sikap, lazim juga didasarkanatas sehuah nilai. Meskipun nilai bukanlah satu-satunya yang menentukan sikap.Berbedanya nilai-nilai yang dianut oleb seseorang lazim menjadikan penyebab berbedanya seseorang dalam menyikapi sesuatu. Sebab, nilai-nilai yang dianutseseorang turut menentukan persepsi seseorang tentang sesuatu. Pada hal persepsiseseorang terhadap sesuatu lazimnya juga turut menentukan sikap seseorang terhadapsesuatu.c. Tujuan belajar sebagai sasaran pembentukan, keterampilan-keterampilan personil-sosial, kognitif dan instrumental.Setiap pembelajar, tentu memiliki kekhasan tertentu yang berbeda dengan pembelajar lain. Oleb karena itu, dalam belaiar seorang pembelajar haruslahmengembangkan kekhasan-kekhasan yang dimiliki. Keterampilan personal yang dimiliki. Keterampilan p.ersonal yang dimiliki oleh pembelajar, haruslah dibentuk dandikembangkan secara terus menerus. Dengan cara demikian, maka pembelajar akan berkembang seoptimal mungkin sesuai dengan ciri khas atau karakteristik yang ada pada dirinya. Selain keterampilan-keterampilan personal dibentuk, keterampilan sosial pembelajar juga perlu dibentuk. Pembentukan keterampilan sosial demikian tampak urgensinya manakala dilihat kedudukan pembelajar yang tidak saja sebagai makhluk individu melainkan juga sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, pembelajar haruslah dapat berinteraksi secara baik dengan lingkungan sosiaInya, sesama manusia.Maka dari itu, pembentukan keterampilan-keterampilan sosial pada diri pembelajar dimaksudkan untuk menyiapkan pembelajar agar dapat hergabung dan berinteraksisecara baik dengan lingkungan sosialnya.Dengan perkataan lain, jika pembentukan keterampilan personal dimaksud untuk mengembangkan potensi-potensi bawaan yang ada pada diri pembelajar, makaketerampilan sosial antara lain dimaksudkan mengkomunikasikan keterampilan personal yang telah terbentuk dalam lingkungan sosiaInya. Pembentukan keterampilankognitif dimaksudkan agar pembelajar secara terus-menerus menimba ilmu pengetahuan, tanpa batas. Keterampilan kognitif pada diri pembelajar menjadikan pembelajar haus secara terus menerus terhadap ilmu pengetahuan. Dengan pengembangan yang terus menerus pembelajar tidak akan ketinggalan dengan laju perkembangan ilmu pengetahuan yang demikian pesat. Dengan pembentukanketerampilan kognitif ini maka pembelajar memandang belajar bukan sebagai bebanmelainkan menjadi sebuah kebutuhan. Pembentukan keterampilan instrumental padadiri pembelajar, mengarahkan pembelajar sadar pada pembangunan yang sedangdigalakkan. Jika keterampilan instrumental ini telah terbentuk pada diri pembelajar,maka pembelajar punya kesadaran yang sedemikian dalam terhadap pembangunan yangsedang dilaksanakan. Dengan demikian ia mengambil bagian secara aktif di dalamnya,dan tidak sekedar sebagai penonton saja. Kesadaran untuk secara terus menerusmembangun dirinya sendiri dan membangun masyarakat, lingkungan dan bangsanyaadalah sasaran bagi pembentukan keterampilan instrumental ini.Keterampilan instrumental ini adalah tindak lanjut konkrit dari keterampilan-keterampilan yang ingin dibentuk sebelumnya: keterampilan personal, sosial dankognitif  .

Unsur – unsur dinamis yang terkait di dalam proses belajar

Yang dimaksud dengan unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang dapat berubah dalam proses belajar. Perubahan unsur-unsur tersebut dapat berupa:dan tidak ada menjadi ada atau sebaliknya, dari lemah menjadi kuat dan sebaliknya, darisedikit menjadi banyak dan sebaliknya. Unsur-unsur dinamis tersebut meliputi:motivasi, bahan belajar, alat bantu belajar, suasana belajar dan kondisi subjek  pembelajar. Berikut ini akan dijelaskan tentang:1) Motivasi dan upaya memotivasi siswa untuk belajar.2) Bahan belajar dan upaya penyediaannya.3) Alat bantu belajar dan upaya penyediaanya.4) Suasana belajar dan upaya pengembangannya.5) Kondisi subjek belajar dan upaya penyiapan dan peneguhannya.1. Motivasi dan Upaya Memotivasi Siswa Untuk Belajar Motivasi berasal dari kata Inggris motivation yang berarti dorongan, pengalasandan motivasi. Kata kerjanya adalah to motivate yang berarti mendorong, menyebabkanmerangsang. Slotive sendiri berarti alasan, sebab, dan daya penggerak (echols, 1984).Motif adalah keadaan dalam diri seseorang yang mendorong individu tersebut untuk melakukan aktivitas-aktivitas rertentu guna mencapai tujuan yang diinginkan(suryabrata, 1984). Secara serupa Winkels (1987) mengemukakan bahwa motif adalahadanya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan alstivitas tertentu demimencapai suatu tujuan tertentu pula.Dalam kegiatan belajar mengajar, dikenal adanya motivasi belajar, yaitumotivasi yang diterapkan dalam kegiatan belajar. Motivasi belajar adalah keseluruhandaya penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar mengajar.kelangsungan belajar itu demi mencapai suatu tujuan (Winkels, 1987). Motivasi belajar memegang peranan penting dalam memberikan gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar sehingga yang mempunyai motivasi tinggi mempunyai energi yang banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar. Siswa yang mempunyai motivasi tinggi sangatsedikit yang tertinggal belajarnya dan sangat sedikit pula kesalahan dalam belajarnya(Palardi, 1975)

Secara garis besar motivasi dapat dibedakan menjadi dua ialah intrinsik danmotivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam tanpaada rangsangan dari luar, sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang berasaldari luar. Ada beberapa ciri siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi. Inidapat dikenali melalui proses belajar mengajar di kelas, sebagaimana dikemukakanBrown (1981) sebagai berikut: menarik kepada guru, artinya tidak membenci atau bersikap acuh tak acuh, tertarik pada mata pelajaran yang diajarkan. mempunyaiantusias yang tinggi seta mengendalikan perhatiannya terutama kepada guru, inginselalu bergabung dalam kelompok kelas, ingin identitas dirinya diakui oleh orang lain,tindakan, kebiasaan, dan moraInya selalu dalanu kontrol diri, selalu mengingat pelajarandan mempelajarinya kembali, dan selalu terkontrol oleh lingkungammya. Sardiman(1986) mengemukakan bahwa ciri-ciri motivasi yang ada pada diri seseorang adalah:tekun dalam menghadapi tugas atau dapat bekerja secara terus menerus dalam waktulama, ulet, menghadapi kesulitan, dan tidak mudah putus asa, tidak cepat puas atas prestasi yang diperoleh, menunjukkan minat yang besar terhadap bermacam-macammasalah belajar, lebih suka bekerja sendiri dan tidak bergantung kepada orang lain,tidak cepat bosan dengan tugas-tugas yang rutin, dapat mempertahankan pendapatnya,tidak mudah melepaskan apa yang diyakini: senang mencari dan memecahkan masalah.Beberapa upaya yang dapat ditempuh untuk memotivasi siswa agar belajar ialah:a. Kenalkan siswa pada kemampuan yang ada pada dirinya sendiri. Dengan mengenalkemampuan dirinya, siswa akan tahu kelebihan dan kekurangannya. Denganmengetahui kelebihan dirmya, ia mengukuhkan dan memperkuat kelebihan tersebut.Dengan mengetabui kekurangan yang ada pada dirinya, siswa akan berusahamenyempurnakan melalui aktivitas belajar. Di sini siswa akan timbul motivasi belajarnya. b. Bantulah siswa untuk merumuskan tujuan belajarnya. Sebab, dengan merumuskantujuan belajar ini, siswa akan mendapatkan jalan yang jelas dalam melaksanakanaktivitas belajar. Siswa juga akan mempunyai target-target belajar, dan ia berusahauntuk mencapainya.c. Tunjukkan kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas yang dapat mengarahkan bagi pencapaian tujuan belajar. Dengan ditunjukkannya aktivitas-aktvitas yang dapatmencapai tujuan, siswa tersebut tidak melakukan aktivitas lain yang tidak ada kaitannya

dengan pencapaian tujuan dan target belajar. Dengan cara demikian waktu dan tenagasiswa dapat secara efektif dan efisien dipergunakan mencapai target belajarnya.d. Kenalkanlah siswa dengan hal-hal yang baru. Sebab hal-hal baru ini dapat”menghidupkan kembali” hastat ingin tahu siswa. Adanya rasa ingin tahu yangdemikian besar, menimbulkan gairah bagi siswa untu beraktifitas belajar.e. Buatlah variasi-variasi dalam kegiatan belajar mengajar, supaya siswa tidak bosan.Sebab, kebosanan pada diri siswa, termasuk dalam aktivitas belajar, hanya akanmemperlemah motivasi saja.f. Adakan evaluasi terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa. Sebab,evaluasi yang dilakukan terhadap keberhasilan belajar siswa ini, akan mendorong siswauntuk belajar. karena ingin dikatakan berhasil belajarnya.g. Berikan umpan balik terhadap tugas-tugas yang diberikan dan evaluasi yang telahdilakukan.Dengan adanya umpan balik, siswa akan mengetahui mana aktivitas belajarnyayang benar dan mana yang kurang benar, mana pekerjaannya yang sesuai dan mana pekerjaannya yang tidak sesuai.

Bahan belajar dan upaya penyediaannya

Bahan belajar sangat penting bagi siswa yang melakukan aktivitas belajar.Tanpa ada yang dipelajari, kemungkinan siswa bisa belajar dengan baik. Oleh karenaitu, supaya siswa dapat belajar dengan baik, maka bahan belajar ini harus tersedia.Yang dimaksud bahan belajar adalah sesuatu yang harus dipelajari oleh pembelajar dalam melaksanakan aktivitas belajarnya. Bahan ini, bisa berasal dari guru, bisa berasaldari buku-buku teks, paper, makalah, artikel, disamping dapat berasal dari lapanganobjek tertentu.Penyediaan bahan belajar ini sangat bergantung kepada tujuan belajar,karakteristik siswa, siasat belajar yang harus ditempuh oleh siswa dan faktor ketersediaaan tidaknya bahan belajar. Jika tujuan belajar yang ingin ditempuhdiaksentuasikan pada penguasaan pengetahuan, mungkin bahan belajarnya akan laindengan tujuan belajar yang diaksentuasikan pada penguasaan konsep-konsep, maka pertyediaan bahan belajarnya lain sekali dengan tujuan belajar yang dimaksudkan untuk  memperoleh pengalaman langsung. Karakteristik siswa juga mempengaruhi penyediaan bahan belajar. Pada siswa yang bertipe auditif, mungkin membutuhkan bahan belajar yang berlainan dengan siswa yang bertipe visual. Siasat belajar yang harus ditempuholeh siswa juga menentukan bahan belajarnya. Siasat belajar dimana guru menjaditokoh sentralnya, umumnya gurulah yang menjadi penyedia bahan belajar. Bahkandalam siasat belajar semacam ini siswa menggantungkan bahan belajar yang dipelajaridari ceramah atau penyampaian yang dilakukan oleh gurunya. Sementara siasat belajar di mana siswa diharapkan bisa belajar secara mandiri, bahan belajar tersebut telahdisediakan secara utuh sekaligus beserta petunjuk atau cara mempelajarinya. Pengajarandengan bahan belajar modul dan balian belajar buku teks, adalah sekian dari banyak contoh dan siasat belajar mandiri oleh siswa.Apapun faktor yang menentukan bahan belajar ini, akhirnya juga bergantungkepada faktor ketersediaan tidaknya. Mudah didapatkan tidaknya bahan belajar ini,sangat menentukan penyediaan baban belajar. Apalagi kalau sulit atau tidak mudahdidapatkan, maka penyediaan bahan belajar ini sangat repot.Sungguhpun demikian bahan belajar bagi siswa haruslah diupayakan penyediaannya. Dalam penyediaan bahan belajar ini, faktor-faktor yang harus menjadi pertimbangan adalah :a. Cukup menarik. Ini patut menjadi peninibangan, agar bahan belajar tersebutmenggugah rasa ingin tahu siswa dan menimbulkan hasrat belajar. Eka bahannya sendiritidak menarik, maka cara penyajiannya yang menaiik. Jadi kalau bahan belajar tersebutterpaksa tidak menarik, haruslah dikemas dengan menggunakan kemasan yang menarik. b. Isinya relefan. Relevan isi ini, lazimnnya dikaitkan dengan tujuan belajar. Isi bahan belajar haruslah mendukung dan memberi kontribusi bagi pencapain tujuan belajar.Relevan isi ini, juga berkaitan dengan faktor kondisional dan situasional siswa.c. Mempunyai sekuensi yang tepat. Sekuensi atau urutan penyajian ini sangat pentingdiperhatikan dalanu penyediaan bahan belajar. Seharusuya sekuensi bahan ini dari yangsederhana menuju ke yang kompleks.d. Informasi yang dibutuhkan ada. Ini sangat penting, agar bahan belajar yang akandipelajari tersebut tidak kering,e. Ada soal latihan. Ini sangat penting, agar siswa dapat menguji diri sendiri, seberapa banyak !a telah menguasai bahan yang dipelajari f. Ada jawaban kunci untuk soal latihan. Kegunaan kunci jawaban bagi soal latihan iniadalah siswa dapat mencocokkan hasil-hasil latihannya dengan kunci.g. Ada tes yang sesuai. Tes yang sesuai ini, tentu bergantung kepada bahan belajarnya.h. Terdapat petunjuk untuk mengadakan perbaikan. Baban belajar harus dilengkapidengan petunjuk bagaimana siswa harus memperbaiki belajarnya, jika ada diantara bahan belajar yang belum terkuasai.i. Ada petunjuk lanjutan untuk mempelajari bahan selanjumya. Setelah berhasilmenguasai bahan belajar tertentu siswa tidak akan menungggu petunjuk guru untuk mempelajari bahan selanjutnya.

Alat bantu belajar dan upaya penyediaannya  

Alat bantu belajar termasuk salah satu unsur dinamis dalam belajar,kesusukannya juga penting, oleh karena dapat membantu terhadap belajar siswa.Dengan sebuah alat bania bahan belajar yang abstrak bisa konkrit. Dengan alat bantu bahan belajar yang tidak menarik bisa menjadi menarik. Dengan alat bantu bahan belajar yang meragukan dapat diyakinkan karena dapat dibuktikan secara empirik Alat bantu belajar lazim juga disebut media belajar dan piranti Belajar, meskipun tidak semua median belajar dapat berfungsi sebagai alat bantu. Alat bantu belajar ada kalanyadibeli di toko-toko buku. atau stationary, tetapi adakalanya dibuat sendiri oleh pembelajar bersama-sama dengan gurunya. Pada kasus vang pertama pembelajar mendapatkan secara given.Hal-hal yang dapat dijadikan sebagai patokan dalam upaya menyediakan alat bantu belajar adalah :a. Jenis kemampuan apa yang ditargetkan untuk dikuasai oleh pembelajar. b. Faktor ketersediaan alat bantu tersebutc. Faktor keterjangkauannyad. Kepraktisan dan daya tahan alat bantu.e. Keefektifan dan keefisienan alat bantuContoh alat bantu sederhana adalah pena. pensil, papan tulis, kapur tulis, penggaris, penghapus. Contoh alat bantu yang penggunaannya membutuhkanketerampilan tertentu adalah skala, rubrik, jangka, 0HP, video, tape recorder, dan mediaaudiovisual lainnya. Beherapa upaya penyediaan bahan antara lain adalab:

a. Pembelian, jika mampu b. Pengajuan kepada pemerintahc. Permobonan bantuan melalui sponsor d. Membuat sendiri, jika bisae. Menggerakkan dan mengajak para pembelajar untuk menciptakan denganmemanfaatkan alam sekitar.

Suasana belajar dan upaya pengembangannya

Dalam pandangan tradisional suasana belajar yang kondusif adalahh jika didalam sebuah kelas terasa tenang sementara para siswa bisa mendengarkan apa yangdiceramahkan gurunya. Oleh karena itu, pandangan tradisional tsb, maka kelas yang baik dalam belajar mengajar adalah kelas yang siswanya duduk dengan tenang, berdiamdiri sambil mendengarkan pengajaran yang dilakukan guru. Umumnya, siswa tidak  berani mengajukan pertanyaan terhadap hal-hal yang deceermahkan guru, terkecualiguru telah memberikan kesempatan.Dalam pandangan sekarang suasana belajar yang kondusif adalah suasana yangmendukung bagi terciptanya kegiatan belajar. Yaitu suasana yang interaktif dimana parasiswa giat belajar. suasana yang interaktif belajar di dalamnya, tentu tidak dibatasiketika ditunggui oleh gurunya. Pada saat guru sedang menunggui misalkan saja, siswatetap aktif dan giat belajar. Suasana belajar yang kondusif demikian tidak terjadi dengansendirinya. la harus dirancang oleh guru melalui sebuah rancangan pengajaran sebuahsuasana belajar dikatakan kondusif manakala:a. Siswa tekun mengerjakan sesuatu yang semestinya dikerjakan. b. Siswa aktif berinteraksi tidak saja hanya dengan gurunya melainkan aktif berinteraksidengan siswa-siswa yang lain.c. Siswa secara bebas mengerjakan segala hal yang dapat mencapai tujuan belajarnya.d. Kreativitas siswa mendapatkan penghargaan yang sepantasnya, dan bakan sebaliknya.Agar suasana belajar tersebut kondusif, maka upaya-upaya yang dapat dilakukanadalah :a. Buatlah kontak pengajaran dengan para siswa b. Rancanglah aktivitas belajar siswac. Berikan kebebasan kepada siswa untuk mengemukakan pendapatnya. d. Buatlah suasana yang demokratis. agar tidak menakutkan bagi para siswa dalana beraktivitas.e. Rancanglah ruangan belajar sefleksibel mungkin hingga mudah dirubah-ubah.f. Jangan gampang memberikan penghukumn terhadap siswa, lebih-lebibh jika kepadasiswa yang belum tentu bersalah.g. Hargailah siswa-siswa mencoba cara-cara dan metede-metode baru.

Kondisi Subjek Belajar dan Upaya Penyiapan dan Peneguhannya 

Kondisi subjek belajar sebenamya berbeda-beda. Kondisi subjek belajar yangkelihatannya samapun, manakala diteliti lebib dalam, akan kelibatan perbedaannya.Oleh karena stu, dalam kclompok siswa yang homogen pun, sebenamya kalau dilihatlebih dalam akan tampak heterogenitasnya. Kondis subjek belajar dapat dibedakan atashal-hal yang bersifat lahiriah, dan hal-hal yang bersifat batiniah atau hal-hal yang bersifat fisik dan hal-hal yang hersifat psikologis. Dari segi lahiriah atau fisik, subjek  belajar bisa berbeda: ukuran tubuhnya, kekuatan tubuhnya, kesehatan fisiknya, dayatahan fisiknya, kesegaran dan kebugam jasmaninya. Mereka yang berada pada kondisilebih, misalnya lebih besar/tingai. khib kuat lebih sehat lebih tinggi daya tahannya dankhib segarIbLigar, umumnya tehih mendukung bagi aktivitas belajarnya dibandingkandengan mereka yang berada pada posisi kurang. Dari segi psikis, kondisi subjek belajar  juga berbeda dari segi: intelegensinya, bakatnya, militansi kerjanya, motivasi instrinsik atau motivasi berprestasinya, kematangannya aspirasi dan punya, ambisi-ambisinya.Mereka yang mempunyai inteligensi tinggi umumnya lebih gampang berhasilnyadibandingkan yang berintelegensi rendah. Demikian juga yang mempunyai bakatkhusus, yang tinggi militansi kerjanya, yang tinggi motivasi intrinsiknya, yang besar ambisinya, dan yang lebih stabil emosinya.Oleh karena beragamnya kondisi subjek belajar tersebut, dan tidak senuttiasamenetapnya kondisi belajar tersebut, maka hs ada upaya-upaya unruk menyiapkanmereka dan sekaligus meneguhkannya. Dengan penyiapan yang terancang dan denganupaya-upaya peneguhan diharapkan mendukung aktivitas belajar. Upaya yang dapatdilakukan untuk mempersiapkan kondisi objek belajar khususnya dari segi fisiknyaadalah:a. Memenuhi subjek belajar dengan gizi dan nutrisi-nutrisi yang diperlukan b. Penyegaran fisik subjek belajar dengan olahraga atau latihan-latihan fisik sepertisenam.c. Memeriksakan tubuh subjek belajar secara teratax kepada dokter agar dapat dicegahtimbulnya penyakit yang memungkinkan terganggunya belajar mengajar.Sementara itu, upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mempersiapkan psikis subjek  belajar adalah :a. Memperkenalkan dengan lingkungan belajar yang mangkin baru bagi mereka. b. Memelihara keseimbangan emosi mereka, agar secara psikologis mereka merasaaman.c. Mengasah kondisi psikis mereka dengan latihan-latihan.d. Menerima mereka apa adanya dengan segala kelebihan dan kekurangannya sehinggasubjek belajar tidak merasa tertolak oleh lingkungunya.

PENGERTIAN DAN CIRI – CIRI PEMBELAJARAN

Pengertian pembelajaran yang ditarik dari pengertian populer

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhimencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistim pengajaran terdiri dari:siswa, guru dan tenaga lainnya, misalnya tenaga laboratorium. Material meliputi buku- buku, papan tulis, dan kapur, fotografl, slide, dan film audio dan video tape. Fasilitasdan perlengkapan terdiri dari ruang kelas, perlengkapan audio visual juga komputer.Prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktek, belajar, ujiandan sebagainya.Rumusan tersebut tidak terbatas dalam ruang saja. Sistim pembelajaran dapatdilaksanakan dengan cara membaca buku, belajar di kelas, atau di sekolah, karenadiwamai dengan organisasi dan interaksi antara berbagai komponen yang saling berkaitan untuk pembelajaran peserta didik. .

Pengertian pembelajaran yang ditarik dari pengertian belajar menurut ablipsikologi  

Istilah belajar dan mengajar adalah dua peristiwa yang berbeda tetapi terdapathubungan yang erat, bahkan terjadi kaitan dan interaksi saling mempengaruhi dan saling menunjang satu sama lain. Banyak ahli yang telah merumuskan pengertian mengajar  berdasarkan pandangannya masing-masing. Perumusan dan tinjauan itu masing-masingmemiliki kebaikan dan kelemahan. berbagai rumusan yang ada pada dasarnya berlandaskan pada teori tertentu.a. Mengajar adalah upaya menyampaikan pengetahuan kepada peseta didik/siswa disekolah.Rumusan ini sesuai dengan pendapat dalam teori pendidikan yangmementingkan mata ajaran yang harus dipelajari oleh peserta didik. Dalam rumusan initerkandung konsep-konsep sebagai berikut:1. Pembelajaran merupakan persiapan di masa depanMasa depan kehidupan anak ditentukan oleb orang tua. Mereka dianggap palingmengetahui apa dan bagaimana kehidupan itu. Itu sebabnya, orang tua berkewajibanmenentukan akan dijadikan apa peserta didik. Sekolah berfungsi mempersiapkanmereka agar mampu hidup dalam masyarakat yang akan datang.2. Pembelajaran merupakan proses penyampaian pengetahuan Penyampaian  pengetahuan dilaksanakan dengan menggunakan metode imposisi, dengancara menuangkan pengetahuan kepada siswa. Umumnya guru menggunakan metode”formal step” dari J. Herbart berdasarkan asas asosiasi dan reproduksi atastanggapan/kesan. Cara penyampaian pengetahuan tersebut berdasarkan ajaran dalann psikologi asosiasi.3. Tinjauan utama pembelajaran ialah penguasaan pengetahuan.Pengetahuan sangat penting bagi manusia. Barang siapa menguasai pengetahuan, maka dia dapat berkuasa.: ³knowledge is power”. Pengetalman bersumber dari perangkat mata ajaran yang disampaikan di sekolah. Para pakar yang mendukungteori ini berpendapat bahwa mata ajaran berasal dari pengalaman-pengalaman orang tua,masa lampau yang berlangsung sepanjang kehidupan manusia. Pengalaman-pengalamanitu diselidiki, disusun secara sistematis dan logis, sehingga tercipta yang kita sebut mataajaran (H. Alberty 1953). Mata ajaran itu diuraikan, disusun dan dimuat dalam buku pelajaran dan berbagai referensi lainnya.4. Guru dipandang sebagai orang yang sangat berkuasa.

Peranan guru sangat dominan. Dia menentukan segala hal yang dianggap tepatuntuk disajikan kepada para siswanva. Guru dipandang sebagai orang yang serbamengetahui, berarti guru adalah yang paling pandai. Dia mempersiapkim tugas-tugasmemberikan latihan-latihan dan menentukan peraturan kemajuan tiap siswa.5. Siswa selalu bersikap dan betindak pasif Siswa dianggap sebagai tong kosong, belum mengetahui apa-apa. Dia hanyamenerima apa yang diberikan okh gurunya. Siswa bersikap sebagai pendengar, pengikut, pelaksana tugas. Kebutuhan, minat. tujuan, abilitas dan lain-lain yang dimilikioleh siswa diabaikan dan tidak mendapat perhatian guru.6. Kegiatan pembelajaran hanya berlangsung dalam kelas.Pembelajaran dilaksanakan dalam batas-batas ruang kelas saja, sedangkan pembelajaran di luar kelas tak pernah dilakukan. Tembok sekolah menjadi benteng yangkuat yang membatasi hubungan-hubungan dengan kehidupan masyarakat. Para siswaduduk pada bangku yang berdiri kokoh, tak bisa dipindah-pindahkan. b. Mengajar adalah mewariskan kebudayaan kepada generasi muda melalui lembaga pendidikan sekolah.Rumusan ini bersifat lebih umum bila dibandinglean dengan rumusan pertama,namun antara keduanya memiliki pola pikiran yang seirama. Implikasi dari rumusan iniadalah sebagai berikut:1. Pembelajaran bertujuan membentuk manusia berbudaya.Peserta didik hidup dalam pola kebudayaan masyarakatnya. Manusia berbudayaadalah manusia yang mampu hidup dalam pola tersebut. Peserta didik diajar agar memiliki kemainpuan dan kepribadian sesuai dengan kehidupan budaya masyarakat itu.2. Pembelajaran berarti suatu proses pewarisan.Para siswa dipandang sebagai keturunan orang tua dan orang tua adalahketurunan neneknya dan seterusnya, demikian terus terjadi proses turun temurun.Dengan sendirmya apa yang dimiliki oleh nenek moyang pada masa lampau itu harusdiwariskan kepada keturunan berikumya. Upaya pewarisan itu dilakukan metalui berbagai prosedur: pengajaran, media hubungan pribadi dan sebagainya. Bila dilakukanmelalui pengajaran, maka proses yang telah dikemukakan dalam proses perumusan pertama berlaku dan dilaksanakan dengan teknik yang sama . Bahan pembelajaran bersumber dari kebudayaan.Yang termasuk kebudayaan adalah kebiasaan orang berpikir dan berbuat seperti:kehidupan keluarga, cara menyediakan makanan, bahasa, pemerintahan, ukuran moral,kepereayaan agama, dan bentuk-bentuk ekspresi seni. Kebudayaan merupakankumpulan daripada warisan sosial dalam masyarakat. Berdasarkan pada pengertian mi,kebudayaan itu bersifat non material., dan bersifat abstrak, ada dalam jiwa dankepribadian manusia. Benda-benda bersifat material sesungguhnya adalah hasil dariketerampilan manusia (Worcester, 1969). Kebudayaan dan hasil kebudayaan diwariskankepada siswa yang umumnya berupa benda-benda dan non benda, tertulis dan lisan, dan berbagai bentuk tingkah laku norma dan lain-lain.4. Siswa sebagai generasi muda ahli waris kebudayaanGenerasi muda berfungsi sebagai generasi penerus. Mereka perlu dipersiapkansedemikian rupa agar benar-benar siap melanjutkan hasil yang telah dicapai olehgenerasi yang ada sekarang. Kebudayaan yang diwariskan kepada mereka harusdikuasai dan dikembangkan, sehingga mereka menjadi warga masyarakat yang lebih berbudaya. Dalam hal ini, diakui bahwa anak sedang berada dalam tahap perkembangandan menuju ketingkatan yang lebih dewasa, dalam arti, menjadi manusia yang berbudaya. Mereka harus mampu memanfaatkan teknologi, sebagai aspek darikebudayaan, untuk kehidupannya. serta mampu mengadakan penemuan-penemuan baru,mengembangkan kebudayaan yang telah ada.c. Pembelajaran adalah upaya mengorganisasi lingkungan untuk menciptakan kondisi belajar bagi peserta didik.d. Pembelajaran adalah upaya mempersiapkan peserta didik untuk menjadi wargamasyarakat yang baik.Rumusan ini didukung oleh para pakar yang menganut pandangan bahwa pendidikan itu berorientasi kepada kebutuhan tuntutan masyarakat. Implikasi darirumusan/pengertian ini,adalah sebagai berikut:

Tujuan pembelajaran

Pembentukan warga negara yang baik adalah warga negara yang dapat bekerjadi masyarakat. Seorang warga negara yang baik bukan menjadi konsumen, tetapi yanglebih penting ialah menjadi seorang produsen. Untuk menjadi seorang produsen, maka dia barus memiliki keterampilan berbuat dan bekerja, menghasilkan barang-barang dan benda kebutuhan masyarakat. Motto yang dikemukakan: “benign habitat for goodliving”, artinya seorang warga negara yang baik bila dapat menyumbangkan dirinyakepada kebidupan yang baik.

Pembelajaran berlangsung dalam suasanan kerja 

Program pembelajaran diselenggarakan dalam suasana kerja. dimana para siswamendapat latihan dan pengalaman praktis. Karena itu, suasana yang diperlukan adalahsuasana yang aktual, seperti dalam keadaan sesungguhnya. Para siswa mengerjakan hal-hal menarik minatnya dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Peserta didik/siswa sebagai calon warga negara yang memiliki potensi untuk bekerja

Siswa memiliki bermacam kemampuan, minat, dan Kebutuhan, antara lainkebutuhan ingin berdiri sendiri, ingin punya pekerjaan. Siswa tidak menginginkan berdiam dengan pasif, semua ingin melakukan kegiatan, bermain, atau bekerja. Energimereka miliki perlu mendapat penyaluran sebagaimana mestinya. Jikalau energi itutidak disalurkan, maka dapat menyebabkan tingkah laku yang tidak diharapkan,Perumusan atas kebutuhan itu, pengembangan minat dan sikap, penyaluran energi yang berlebihan sebaiknya dilakukan dengan cara menyediakan kesempatan bekerja, mencari pengalaman yang praktis, dan memupuk keterampilan jasmaniah-rohaniah. Dengan berkembang kemampuan kerja, maka tuntutan dan harapan masyarakat dapat dipenuhi.Pada dasamya tidak ada masyarakat yang menginginkan anak-anaknya menjadi barisan penganggur.

Guru sebagai pimpinan don pembimbing bengkel kerja

Sesuai dengan tujuan tersebut, sekolah merupakan suatu ruang workshop danoleh karenanya guru harus mampu memimpin dan membimbing siswa belajar bekerjadalam bengkel sekolah. Guru-guru harus menguasai program keterampilan khusus danmenguasai strategi pembelajaran keterampilan, serta menyediakan proyek-proyek kerjayang menciptakan berbagai kesibukan yang bermakna. Dalam hal mi, peranan gurudalam sekolah komprehensif adalah sangat penting.e. Pembelajaran adalah suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupanmasyarakat sehari-hari.Pandangan ini didukung oleh para pakar yang berorientasi pada kehidupanmasyarakat. Sekolah dari masyarakat adalah suatu integrasi. Pendidikan adalah di sinidan sekarang ini (G.E. Olson, 1945). Implikasi dari pengertian ini adalah sebagai berikut:1. Tujuan pembelajaran ialah mempersiapkan siswa untuk hidup dalam masyarakat.Sekolah berfungsi menyiapkan siswa untuk menghadapi berbagai masalah dalamkehidupan, mereka bukan dipersiapkan untuk menghadapi masa depan yang masih jauh,10 atau 20 tahun ke depan, melainkan untuk memecahkan masalah seharihari dalamlingkungannya, di rumah dan di masyarakat.2. Kegiatan pembelajaran berlangsung dalam hubungan sekolah don masyarakat.Masyarakat diartikan sebagai laboratorium belajar yang paling besar. Sumber-sumber masyarakat tak pernah habis sebagai sumber belajar. Prosedur penyelenggaraanialah dengan membawa siswa ke dalam masyarakat dengan karyawisata, survei, berkemah dan lain-lain, atau dengan cara membawa masyarakat ke dalam sekolahsebagai nara sumber. Dengan demikian, masyarakat akan memberikan sumbangan yang besar terhadap pendidikan anak, dan sebaliknya, sekolah akan memberikan bantuandalam memecahkan masalah-masalah dalam masyarakat. Sekolah juga berfungsi turutmemperbaiki kehidupan masyarakat sekitamya.3. Siswa belajar secara aktif.Siswa bukan saja aktif belajar di laboratorium sekolah, mencari pengalamankerja dalam berbagai lapangan kehidupan, -tapi juga aktif bekerja langsung dimasyarakat. Dengan cara ini. semua potensi yang mereka miliki menjadi hidup dan berkembang. Siswa turut merencanakan, berdiskusi, meninjau. membuat laporan, danlain-lain, sehingga perkembangan pribadinya selaras dengan kondisi lingkunganmasyarakatnya.4. Guru bertugas sebagai komunikator Guru juga bertugas sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat. Gurumempersiapkan rencana awal pembelajaran, kemudian menyusun rencana lengkap bersama para siswa sebagai persiapan melaksanakan di lapangan. Guru harus mengenaldengan baik keadaan masyarakat sekitamya, supaya dapat menyusun proyek kerja bagi

para siswa. Kelas -ialu melakukan inventarisasi masalah-masalah yang muncul jalammasyarakat, kemudian diupayakan pemecahannya. Pranan sebagai komunikator, bukansaja memerlukan pengetahuan dalam bidang pendidikan dan apresiasi, namundiperlukan pula keterampilan berintegrasi dan bekeda sama dengan masyarakat.Berdasarkan teori-teori tersebut semakin jelaslah bahwa kegiatan dan proses pembelajaran itu sangat kompleks. Pandangan-pandangan yang telah dibahas itu, akanmenjadi lebih jelas setelah mempelajari uraian-uraian berikumya.

CIRI-CIRI PEMBELAJARAN

Ada tiga ciri khas yang terkandung dalam sistem pembelajaran, antara lain adalah:1. Rencana, ialah penataan ketenagaan, material, dan prosedur, yang merupakan unsur-unsur sistem pembelajaran, dalam suatu rencana khusus.2. Kesaling tergantungan (interdependence), antara unsur-unsur sistem pembelajaranyang serasi dalam suatu kescluruhan. Tiap unsur bersifat essensial, dan memberikansumbangannya kepada sistem pembelajaran.3. Tujuan, sistem pembelajaran mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai. Ciri inimenjadi dasar perbedaan antara sistem yang dibuat oleh manusia dan sistem yangalami (natural). Sistem yang dibual oleh manusia, seperti: sistem transportasi, sistemkomunikasi, sistem pemerintahan, semuanya memiliki tujuan. Sistim alami (natural)seperti sistem ekologi, sistem kehidupan hewan, memiliki unsur-unsur yang salingketergantungan satu sama lain, disusun sesuai dengan rencana tertentu, tetapi tidak mempunyai tujuan tertentu. Tujuan sistem menuntun proses merancang sistem.Tujuan sistem pembelajaran agar siswa belajar. Tugas seorang perancang sistemialah mengorganisasi tenaga. material, dan prosedur, agar siswa belajar secara efisiendan efektif. Dengan proses mendisain sistem pembelajaran si perancang membuatrancangan untuk memberikan kemudahan dalam upaya mencapai tujuan sistem pembelajaran tersebut.

TUJUAN DAN UNSUR-UNSUR DINAMIS PEMBELARAN

Tujuan pembelajaran yang menunjang tercapainya tujuan belajar 

Pembelajaran dimaksudkan terciptanya suasana sehingga siswaa belajar. Tujuan pembelajaran haruslah menunjang dan dalam tercapainya tujuan belajar. Dahulu, ketika pembelajaran dimaksudkan sebagai kadar penyampaian ilmu pengetahuan, pembelajaran tak terkait dengan blajar. termasuk tujuannya. Sebab, jika guru telahmenyampaikan ilmu pengetahuan. tercapailah maksud atau tujuan pembelajarantersebut.Pembelajaran model dahulu itu, memang tidak dicoba terkaitkan dengan belajar itu sendiri. Pembelajaran lebih onsentrasi pada kegiatan guru dan tidak terkonsentrasi pada kegiatan siswa. Jika pada masa sekarang ini pembelajaran dicoba terkaitkandengan belajar, maka dalam merancang aktivitas pembelajaran, guru harus belajar dariaktivitas belajar siswa. Aktivitas belajar siswa harus dijadikan titik tolak dalammerancang pembelajaran. Implikasi dari adanya keterkaitan antara kegiatan pembelajaran dan kegiatan belajar siswa tersebut adalah usunnya tujuan pembelajaranyang dapat menunjang apainya tujuan belajar. Muatan-muatan yang termaktub dalamtujuan belajar, haruslah termaktub juga dalam tujuan pembelajaran.

Tujuan Pembelajaran

 Setelah menelaah teks butir-butir pertama pancasila siswa dapat menjelaskankaitan antara butir pertama dengan butir kedua secara benar dengan menggunakan kata-kata sendiri. Setelah siswa dibelajarkan dengan cara menelaah teks butir pertama pancasila siswa dapat menjelaskan kaitan antara butir pertama dengan butir keduasecara benar dengan menggunakan kata-kata sendiri.Setelah mengamati berbagai tumbuh-tunibuhan di kebun percobaan sekolah,siswa dapat membedakan antara tumbuhtumbuhan yang berkeping satu dan yang berkeping dua. Setelah dibelajarkan dengan cara mengamati tumbuh-tumbuhan di kebun percobaan sekolah, siswa dapat menibedakan tumbuh-tumbuhan yang berkeping satudengan tumbuhan berkeping dua. Setelah siswa dibelajarkan dengan cara menclaah teks butir pertama pancasila, siswa dapat menjelaskan kaitan antara butir portama dengan butir kedua secara benar dengan menggunakan kata-kata yang ada pada teks Setelahmengamati berbagai tumbuh-tumbuhan di kebun percobaan sekolah, siswa dapatmembedakan antara tumbuh-tumbuhan yang berkeping satu dengan yang berkepingdua.Setelah dibelajarkan dengan cara membaca buku teks dan berdiskusi denganteman-temannya siswa dapat membedakan tumbuh-tumbuhan yang berkeping satudengan yang berkeping dua. Setelah menelaah teks butir-butir pertama pancasila siswa dapat menjelaskan kaitan antara butir pertama dengan butir kedua secara benar denganmenggunakan kata-kata sendiriSetelah menelaah teks butir-butir pertama pancasila, siswa dapat menjelaskankaitan antara butir pertama dengan butir kedua secara benar dengan menggunakan kata-kata sendiri. Setelah siswa dibelajarkan dengan cara menelaah teks butir pertama pancasila, siswa dapat menjelaskan kaitan antara butir pertama dengan butir keduasecara benar dengan menggunakan kata-kata yang ada pada teksDari contoh yang disebutkan tersebut sangatlah jelas, bahwa tujuan pembelajaran yang kongruen dengan tujuan belajar siswa adalah :1. Punya kesamaan tercapainya tujuan dari segi waktu, yaitu setelah siswa belajar danatau dibelajarkan.2. Punya kesamaan tercapainya tujuan dari segi substansinya, aitu siswa bisa “apa”setelah belajar dan atau dibelajarkan.3. Punya kesamaan tercapainya tujuan dari segi cara mencapainya.4. Punya kesamaan takaran dalam pencapaian tujuan.5. Punya kesamaan dari segi pusat kegiatan, yaitu sama-sama berada pada diri siswa.Agar tujuan pembelajaran yang kongruen dengan tujuan belajar tersebut jelas, berikutdisajikan contoh tujuan pembelajaran yang tidak kongruen dengan tujuan belajar :Contoh yang disebutkan tersebut, jelas menunjukkan tidak kongruen antara tujuan pembelajaran dengan tujuan belajar. Oleh karena itu tujuan pembelajaran demikian initidak menunjang pencapaian tujuan belajar. Ada perbedaan titik tekan antara tujuan belajar dengan tujuan pembelajaran. Pada contoh pertama dan kedua. substansi tujuan belajar telah dikacaukan oleh substansi tujuan pembelajaran. Sedangkan pada contohketiga dan keempat. tujuan belajar telah dikacaukan oleh tujuan pembelajaran dari segicara penyampaiannya.

Unsur-unsur dinamis pembelajaran kongruen dalam proses belajarsiswa/mahasiswa

A. Motivasi belajar menuntut sikap tanggap dari pihak guru serta kemampuan untuk mendorong motivasi dengan berbagai upaya pembelajaran.

Ada beberapa prinsipyang dapat digunakan oleh guru dalam rangka memotivasi siswa agar belajar, ialah 1. Prinsip kebermaknaan, siswa termotivasi untuk mempelajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya,2. Prasyarat, siswa lebih suka mempelajari sesuatu yang baru jika dia memiliki pengalaman prasyarat (prerckuisit).3. Model, siswa lebih suka memperoleh tingkah laku baru bila disajikan dengan suatumodel perilaku yang dapat diamati dan ditim.4. Komunikasi terbuka, siswa lebih suka belajar bila penyajian ditata agar supaya pesan- pesan guru terbuka terhadap pendapat siswa.5. Daya tarik, siswa lebih suka belajar bila perhatiannya tertarik oleh penyajian yangmenyenangkan/menarik.6. Aktif dan latihan, siswa lebih senang belajar bila dia dapat berperan aktif dalamlatihan/praktik dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran7. Latihan yang terbagi, siswa lebih suka belajar bila latihan-latihan dilaksanakandalamjangka waktu yang pendek.8. Tekanan instruksional, siswa lebih suka belajar terus bila kondisi pembelajaranmenyenangkan baginya.9. Keadaan yang menyenangkan, siswa lebih suka belajar terus bila kondisi-kondisi pembelajaran menyenangkan bagmya.

B Sumber-sumber yang digunakan sebagai bahan belajar terdapat pada:

1. Buku pelajaran yang sengaja disiapkan dan berkenan dengan mata ajaran tertentu.Bahan-bahan tersebut dapat berupa sumber pokok dan sumber pelengkap. Pemilihim buku-buku sumber telah ditetapkan dalam pedoman kurikulum dan berdasarkan pilihan guru berdasarkan pertimbangan tertentu. Buku-buku tersebut mungkin telahtersedia di perpustakaan sekolah, atau harus dibeli di pasaran buku.2. Pribadi guru sendiri pada dasamya merupakan sumber tak tertulis dan sangat pentingserta sangat kaya dan luas, yang perlu dimanfaatkan secara maksimal. Itu sebabnya,guru senantiasa diminta agar terus belajar untuk memperkaya dan memperluas sertamendalami ilmu pengetalman, sehingga pada waktunya dapat dimanfaatkan sebagaisumber bahan belajar yang berdaya guna bagi kepentingan proses belajar siswa.3. Sumber masyarakat, juga merupakan sumber yang paling kaya bagi bahan belajar siswa. Hal-hal yang tidak tertulis dalam buku dan belum terkuasai oleh guru, ternyata  ada dalam, masyarakat berupa objek, kejadian dan peninggalan sejarah. Hal-haltersebut dapat digunakan sebagai bahan belajar. Untuk itu, guru perlu menyiapkan program pembelajaran dalam upaya memanfaatkan masyarakat sebagai sumber  bahan belajar bagi siswanya.

C Pengadaan alat-alat bantu belajar dilakukan oleh guru, siswa sendiri dan bantuan orang

Namun, harus dipertimbangkan kesesuaian alat bantu belajar itu dengan tujuan belajar, kemampuan siswa sendiri, bahan yang dipelajari, dan ketersediaannya disekolah. Prinsip kesesuaian ini perlu diperhatikan karena sering terjadi pemilihan dan penggunaan suatu alat bantu belajar ternyata tidak cocok untuk pengajaran dan ternyatatidak banyak pengaruhya terhadap keberhasilan belajar siswa. Prosedur yang harusditempuh adalah:1. Memilih dan menggunakan alat bantuan yang tersedia di sekolah sesuai denganrencana pembelajaran.2. Siswa memilih dan membuat sendiri alat bantu yang diperlukan, berdasarkan petunjuk dan bantuan guru.3. Membeli di pasaran bebas scandamya alat yang diperlukan itu ada di pasaran dancocok dengan kegiatan belajar yang akan ditakukan.

D Untuk menjamin dan membina suasana belajar yang efektif  guru dan siswadapat melakukan beberapa upaya sebapi berikut:

1. Sikap guru sendiri terhadap pembelajaran di kelas. Guru diharapkan bersikapmenunjang, membantu, adil, dan terbuka dalam kelas. Sikap-sikap tersebut padagilirannya akan menciptakan suasana yang menyenangkan dan menggairahkan sertamenciptakan antusiasme terhadap pelajaran yang sedang diberikan.2. Perlu adanya kesadaran yang tinggi di kalangan siswa untuk membina disiplin dantata tertib yang baik di dalam kelas. Suasana yang disiplin ini juga ditentukan oleh perilaku guru, kemampuan guru memberikan pengajaran. serta suasana dalam dirisiswa sendiri.3. Guru dan siswa berupaya menciptakan hubungan dan kerjasama yang serasi, selarasdan seimbang dalam kela. yang dijiwai oleh rasa kekeluargaan dan kebersamaan rasa tenggang rasa dan tanggung jawab untuk kepentingan bersama ternyata lebih efektif dibandingkan dengan suasana dengan persaingan, berusaha untuk kopentingansendiri, dan pergaulan guru siswa yang renggang dan kaku.e. Subjek belajar yang berada dalam kondisi kurang mantap perlu diberikan binaan.Pembinaan kesehatan, penyesuaian bahan belajar dengan tingkat kecerdasansiswa, memperhatikan kesiapan belajar yang tepat waktunya, penyesuaian bahan, belajar dengan kemampuan dan bakatnya, dan memberikan pengalaman-pengalaman perekuisit, semua kondisi itu perlu terus dikontrol oleh guru. Sediakan waktu yangkhusus untuk mengenal dan mengetahui dengan seksama semua kondisi subjek belajar.Bila diketahui terdapat ketidak seimbangan dan gangguan pada kondisi mereka, makaguru perlu segera melakukan upaya untuk memperbaiki dan meningkatkannya. .

Unsur-unsur dinamis pembelajaran pada diri guru

a.  Motivasi untuk membelajarkan siswa.  

Guru harus memiliki motivasi untuk membelajarkan siswa. Motivasi itusebaiknya timbul dari kesadaran yang tinggi untuk mendidik peserta didik menjadiwarga negara yang bak. Jadi guru memiliki hasrat untuk menyiapkan siswa menjadi pribadi yang memiliki pengetahuan dan kemampuan tertentu. Namun, diakui bahwamotivasi pembelajaran itu sering timbul karena insentif yang diberikan, sehingga gurumelaksanakan tugasnya sebaik mungkin. Kedua jenis motivasi itu diperlukan untuk membelajarkan siswa.

b. Kondisi guru siap membelajarkan siswa.  

Guru perlu memiliki kemampuan dan proses pembelajaran, disamping kemampuan kepribadian dan kemampuan kemasyarakatan. Kemampuan dalam proses pembelajaran sering disebut kemampuan profesional. Guru perlu berupaya meningkatkan kemampuan-kemampuan tersebut agar senantiasa berada dalam kondisi siap untuk membelajarkan siswa.

Diskusi

Belum ada komentar.

Tinggalkan komentar

Pengunjung

Flag Counter

JAM

Mei 2012
S S R K J S M
 123456
78910111213
14151617181920
21222324252627
28293031